Seorang ayah maupun seorang ibu, tentu sudah tidak asing lagi ketika disebut bapak atau mama oleh anak-anaknya di rumah. Sebutan itu tidak sama ketika dilakukan oleh orang-orang tertentu di berbagai tempat.
Bapak dan Mama adalah
sebutan yang khas bagi sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Timur. Ada juga
yang lebih akrab dengan sebutan Ayah dan Bunda. Ada juga yang menyebutnya
dengan Papi dan Mami, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Perbedaan sebutan di atas
tidak membedakan tanggungjawab seorang Ayah ataupun seorang Ibu. Apapun
panggilannya, tentu mempunyai tanggungjawab yang sama. Baik dalam keluarga
maupun dalam perkumpulan yang lebih besar.
Dalam sebuah perkumpulan
atau sebuah organisasi, tentu mempunyai salah satu orang yang dituakan. Sebut
saja dia adalah seorang pemimpin.
Seorang pemimpin, baik
laki-laki maupun perempuan tentu mendapat sapaan Bapak atau Mama. Tanggungjawab
yang diemban juga kurang lebih sama dengan ketika sapaan itu terjadi dalam
rumah tangga.
Ketika anak-anak
mengeluhkan sesuatu, orang tua sudah tentu berusaha untuk menjawab pengeluhan
anaknya. Baik berupa materi maupun berupa saran atau solusi yang selalu
diberikan orang tua kepada anaknya ketika mengeluh.
Sangat tidak masuk akal,
ketika anak meminta makan kepada orang tua, tapi orang tua tidak memberi makanan
kepadanya. Apakah sang orang tua menginginkan anaknya mati kelaparan? Tentu
tidak.
Anak yang patuh, taat,
selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya, akan selalu
mendapatkan apa yang menjadi pengeluhannya. Kecuali anak itu adalah anak
berandal, tidak suka mendengar nasihat orang tua, bahkan sering tidak
mengindahkan perintah orang tua.
Apabila sebagai orang
tua, kita tidak menghiraukan pengeluhan mereka, maka jangan heran jika kita
disebut orang tua yang tidak bertanggungjawab. Apalagi pengeluhan mereka
disampaikan berulang kali kepada kita.
Sebagai orang tua, kita
perlu mengintrospeksi diri, ketika anak-anak kita menunjukkan tingkah yang
aneh, bahkan berbalik melawan kita. Apakah kebutuhannya sudah terpenuhi? Ketika
kebutuhannya dipenuhi, maka penghargaan terhadap orang tua menjadi suatu
keharusan.
Sebagai ilustrasi, seekor
anjing pemburu dan tuannya. Apa perlakukan si pemilik anjing terhadap anjing
pemburu kesayangannyanya? Ketika si anjing kelaparan tak berdaya, maka ia tidak
dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan sebaliknya.
Ketika anjing itu kenyang
dan sejahtera, maka tidak jarang ia melaksanakan tugasnya tanpa diperintah.
Lalu orang akan bertanya, Anjing siapa
itu?.Dengan demikian, nama pemilik anjing yang akan disebut-sebut bahkan
diagungkan orang.
Masih inginkah kita
disebut Bapak? Masih inginkah kita dipanggil Mama? Mari kita jawab di dalam
hati kita masing-masing.
Saya GK mau di panggil bapak, biasanya sy dipanggil ayah..hehe
BalasHapusAlhamdulillah saya masih disebut ibu oleh anak-anakku.
BalasHapusππππππ
BalasHapusππππππ
BalasHapusMantap.
BalasHapusLuar biasa, inikah ungkapan dari dalam yg selama ini terpendam?
BalasHapusKK paling tau laahππππ
HapusItulah yg sering dipraktekan dalam dunia pendidikan. Ketika anak juara 1 maka yg ditanya siapa px anak bukan siapa gurunya dan ketika dia mencuri pasti yg dutanya sipa gurunya bukan org tuanya..... Semua anak tentunya ingin menjadi kebanggan irang tua karena aset rumahtangga. Dan semuanya tergantung didikannya.... Salam Masker
BalasHapusMntap KK. Mksih atas kunjungannya temanπ
HapusMantaap tulisannya Pak Kainan, mari terus menulis..
BalasHapus