Kamis, 21 Januari 2021

Sebut Aku Bapak, Sebut Aku Mama

            Seorang ayah maupun seorang ibu, tentu sudah tidak asing lagi ketika disebut bapak atau mama oleh anak-anaknya di rumah. Sebutan itu tidak sama ketika dilakukan oleh orang-orang tertentu di berbagai tempat.

Bapak dan Mama adalah sebutan yang khas bagi sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Timur. Ada juga yang lebih akrab dengan sebutan Ayah dan Bunda. Ada juga yang menyebutnya dengan Papi dan Mami, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Perbedaan sebutan di atas tidak membedakan tanggungjawab seorang Ayah ataupun seorang Ibu. Apapun panggilannya, tentu mempunyai tanggungjawab yang sama. Baik dalam keluarga maupun dalam perkumpulan yang lebih besar.

Dalam sebuah perkumpulan atau sebuah organisasi, tentu mempunyai salah satu orang yang dituakan. Sebut saja dia adalah seorang pemimpin.

Seorang pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan tentu mendapat sapaan Bapak atau Mama. Tanggungjawab yang diemban juga kurang lebih sama dengan ketika sapaan itu terjadi dalam rumah tangga.

Ketika anak-anak mengeluhkan sesuatu, orang tua sudah tentu berusaha untuk menjawab pengeluhan anaknya. Baik berupa materi maupun berupa saran atau solusi yang selalu diberikan orang tua kepada anaknya ketika mengeluh.

Sangat tidak masuk akal, ketika anak meminta makan kepada orang tua, tapi orang tua tidak memberi makanan kepadanya. Apakah sang orang tua menginginkan anaknya mati kelaparan? Tentu tidak.

Anak yang patuh, taat, selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya, akan selalu mendapatkan apa yang menjadi pengeluhannya. Kecuali anak itu adalah anak berandal, tidak suka mendengar nasihat orang tua, bahkan sering tidak mengindahkan perintah orang tua.

Apabila sebagai orang tua, kita tidak menghiraukan pengeluhan mereka, maka jangan heran jika kita disebut orang tua yang tidak bertanggungjawab. Apalagi pengeluhan mereka disampaikan berulang kali kepada kita.

Sebagai orang tua, kita perlu mengintrospeksi diri, ketika anak-anak kita menunjukkan tingkah yang aneh, bahkan berbalik melawan kita. Apakah kebutuhannya sudah terpenuhi? Ketika kebutuhannya dipenuhi, maka penghargaan terhadap orang tua menjadi suatu keharusan.

Sebagai ilustrasi, seekor anjing pemburu dan tuannya. Apa perlakukan si pemilik anjing terhadap anjing pemburu kesayangannyanya? Ketika si anjing kelaparan tak berdaya, maka ia tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan sebaliknya.

Ketika anjing itu kenyang dan sejahtera, maka tidak jarang ia melaksanakan tugasnya tanpa diperintah. Lalu orang akan bertanya, Anjing siapa itu?.Dengan demikian, nama pemilik anjing yang akan disebut-sebut bahkan diagungkan orang. 

Masih inginkah kita disebut Bapak? Masih inginkah kita dipanggil Mama? Mari kita jawab di dalam hati kita masing-masing.  

Salam sehat!

10 komentar:

  1. Saya GK mau di panggil bapak, biasanya sy dipanggil ayah..hehe

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah saya masih disebut ibu oleh anak-anakku.

    BalasHapus
  3. πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  4. πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  5. Luar biasa, inikah ungkapan dari dalam yg selama ini terpendam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. KK paling tau laahπŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  6. Itulah yg sering dipraktekan dalam dunia pendidikan. Ketika anak juara 1 maka yg ditanya siapa px anak bukan siapa gurunya dan ketika dia mencuri pasti yg dutanya sipa gurunya bukan org tuanya..... Semua anak tentunya ingin menjadi kebanggan irang tua karena aset rumahtangga. Dan semuanya tergantung didikannya.... Salam Masker

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mntap KK. Mksih atas kunjungannya temanπŸ™

      Hapus
  7. Mantaap tulisannya Pak Kainan, mari terus menulis..

    BalasHapus

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...