Senin, 08 Januari 2024

Cantikmu Menjanjikan


Siang ganti malam, sabit ganti purnama,

Seiring detakan jarum jam,

Musimpun ikut berganti,

Segenap makluk seakan bersalin pakaian,


Alam raya seakan bersorak

Hutan dan padang memanjakan mata,

Rupa bunga mulai mekar,

             Manambah cantiknya alamku.

Wahai anak bangsa,

Mari….bangkitlah.

Tujukkan merahmu,

Ekspektasimu dapat diwujudkan.

Wahai kaum muda,

Mari berkarya demi nusa dan bangsa.

Demi diri kita sendiri,

             Demi sanak family,

Pergilah bersama kenangan,

Ada suka….ada duka

Selamat berpisah tahun 2023

Sambutlah suskes di tahun yang baru.
                     Noebana, Desember 2023

Senin, 06 November 2023

Guruku, Pahlawanku…

                                Mengenalmu adalah keberutungan bagiku

Serak suaramu, selalu terngiang di telingaku

Senyum tipismu selalu menghiasi mimpiku

Derap langkah kakimu, masih membekas dalam ingatanku.

 

Tidak peduli teriknya matahari

Gelapnya malam, tak menjadi penghambat

Hujan badai kau terobos

Demi masa depanku.

 

Kau bagaikan ibu dan dokter bagiku,

Rohaniawan juga peranmu bagiku,

Psikiaterpun kau mainkan,

Demi masa depanku.

 

Guruku…Pahlawanku

Entah kapan, kau kulupakan

Doaku selalu mengiringimu

Semoga Tuhan memberkati.

Salam!

Noebana, 06 November 2023

Rabu, 22 Desember 2021

TERIMAKASIH "Selimut Merah"

 

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tanggal 21 Desember 2021, merupakan hari bersejarah bagi saya. Pada hari ini emosi saya “meledak” secara tiba – tiba. Hal ini disebabkan karena kejutan dari adik – adik Guru Komite terhadap saya dan bapak Kepala Sekolah. Rapih rencana mereka, hingga tidak tercium sedikitpun.

Syukuran kecil yang diadakan Bapak Kepala Sekolah, membawa mereka untuk meluluskan rencana. Setelah syukuran berakhir, dua lembar selimut dililitkan ke pinggang kami. Betapa terkejutnya saya, perasaan tidak menentu muncul di hati dan otak secara bersamaan. Antara marah, terharu, bangga memiliki mereka, sedih hingga perasaan lucupun tak ketinggalan.




Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kejutan ini dibuat sebagai tanda ucapan terimakasih mereka kepada Bapak Kepala Sekolah (Bapak Aminadap Yoel Lada, S.Pd) atas segala jasa dari beliau selama ini. Sebagai pimpinan sekaligus menjadi orang tua bagi kami semua. Ucapan terimakasihpun dialamatkan pada saya, karena kebersamaan kami selama ini. Saya akan pergi meninggalkan mereka untuk menjalankan tugas sebagai Kepala Sekolah di tempat yang lain.

Bagi saya, belum banyak yang saya berikan pada adik – adik. Namun, selimut merah ini sangat bermakna. Lebih bernilai jika dibandingkan dengan apa yang saya berikan selama ini. Karena itu, nama - nama kamu takkan luntur dari setiap helai benang pembentuk selimut ini.

Bukan hanya selimut merah saja ungkapan terimakasih mereka. Sejak hari pelantikan  Jum’at, 17 Desember 2021, ucapan selamat dan doa mereka dimulai. Mantan peserta didikpun tidak ketinggalan memberikan ucapan selamat dan doa. Semuanya berharap, kiranya Tuhan selalu memberkati dalam tugas dan pelayanan di tempat yang baru.

Adapula yang bangga pernah bekerja bersama, bersama – sama bekerja di satu lembaga. Namun, ada satu yang berbeda, yang menguras energi untuk berpikir dan menemukan makna di balik ucapannya. Berikut cuplikan pesan yang disampaikan via WA.


Rasanya saya masih dalam telur, belum menjadi ulat apalagi kepompong dan kupu - kupu. Jika belum menjadi kupu – kupu, dari mana bisa melihat keindahan itu? Saya akan selalu berusaha membuat kalian bangga dan jika diizinkan, saya akan kembali hinggap di bunga yang bersari banyak dan bermutu yaitu kalian.

Tanpa disadari adik – adik semua, saya mendapat banyak pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Peserta didik kita sekalipun banyak mengajarkan saya, bagaimana bekerja dan melayani sebagai seorang guru. Karena itu, saya titipkan mereka pada adik – adik. Layani mereka dengan hati. Jangan mengandalkan akal budi dan pengetahuan saja.

Tiada kata lain yang dapat saya berikan, hanya ucapan terimakasih untuk kebersamaan yang terbangun selama ini dengan harapan, Melayani dan Bekerjalah dengan hati agar  anak – anak kita di SMAN 1 Amanuban Selatan merasakan dan memaknai setiap pelayanan adik – adik.

Tidak lupa saya doakan adik – adik agar terus “belajar”, memperbaharui diri sehingga suatu ketika, adik – adik melangkah lebih jauh dari saat ini. Bangga pernah memiliki kalian, bersama bekerja dan melayani. Tentap semangat untuk memajukan SMA Negeri 1 Amanuban Selatan tercinta.

Di sekolah ini saya mulai belajar menjadi Guru. Terimakasih adik – adik, telah menjadi mentor selama ini. Terimakasih para peserta didik, para senior, Komite sekolah (orang tua peserta didik) yang mewaliki masyarakat. Besar harapan, semoga kita kembali dipertemukan demi membangun dan memajukan sekolah kita.

Teriring Salam Dan Doa Yang Tulus.

Kainan

  

 

Minggu, 31 Oktober 2021

Learning Loss Dapat Diatasi Melalui Pengembangan Lembar Aktivitas Peserta Didik (LAPD)

   

Semenjak diberlakukannya masa darurat Covid-19 pada Maret 2020, hampir seluruh sekolah di Indonesia terutama di NTT mengambil kebijakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dari rumah atau disebut deng an pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Bentuk PJJ yang digunakan di SMAN 1 Amanuban Selatan adalah semi online dimana materi pembelajaran dan tugas-tugas dikirim ke peserta didik melelaui WhatsApp, Messenger, Google Clasroom dan lain sebaginya. Tindakan ini bertujuan agar bahan pelajaran dipelajari dan dikerjakan lalu dikumpulkan kembali melalui media yang disepakati. Dengan demikian, guru dan peserta didik sama – sama belajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan berbagai keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana berupa handphone, laptop/komputer dan jaringan listrik serta internet bagi guru dan peserta didik menjadi hambatan tersendiri dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Walau demikian, guru selalu berupaya mencari solusi untuk menghadirkan pembelajaran bagi peserta didiknya agar proses transformasi ilmu pengetahuan tidak terganggu.

Learning Loss adalah istilah yang mengacu pada hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu. (Indra Charismiadji; m.antaranews.com)

Kondisi tersebut antara lain adalah periode libur panjang pada kalender akademik, peristiwa putus sekolah yang dialami peserta didik karena kemiskinan, hingga ditutupnya sekolah tatap muka sebagai akibat dari pandemi yang mengharuskan kita melakukan pembelajaran jarak jauh.

Dengan berbagai keterbatasan dalam situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan seorang guru untuk terus belajar dan berlatih menjalankan pembelajaran secara berani. Disamping itu guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif untuk mengatasi kesulitan belajar serta melakukan kolaborasi media pembelajaran agar pembelajaran tidak monoton dan tetap dapat menghadirkan suasana pembelajaran interaktif antara guru dan peserta didik.

 Pembelajaran di sekolah rasanya tidak berjalan lancar sejak pendemi ini terjadi. Pada awalnya, guru hanya mengirimkan tugas disertai sedikit materi pada peserta didik, namun tanggapannya nihil atau dapat dikatakan kurang maksimal.

Setelah pemerintah dalam hal ini satgas covid-19 memberi keluasan untuk bertatap muka dengan peserta didik melalui cara – cara yang diizinkan maka kwalitas pembelajaran dapat diperbaiki. Salah satunya melalui Lembar Aktivitas Peserta Didik (LAPD)

Silang kelas adalah model tatap muka yang diterapkan di SMA Negeri 1 Amanuban Selatan. Pada model ini, setiap guru mata pelajaran diharuskan bertatap muka dengan peserta didik pada sejumlah kelas pada tingkat yang sama. Berbagai cara telah digunakan dalam bertatap muka dengan peserta didik, namun masih banyak menemui kendala.

   Misalnya pemberian/pengiriman video pembelajaran. Banyak peserta didik yang tidak mendapatkan materi, LAPD ataupun tugas karena berbagai keterbatasan. Diantaranya, keterbatasan perangkat, paket data internet dan yang lebih mendasar adalah kemauan untuk belajar.

Karena itu, cara yang dipilih untuk membelajarkan Fisika bagi peserta didik adalah melalui Lembar Aktivitas Peserta Didik (LAPD). Melalui LAPD, peserta didik dapat dikontrol untuk menyelesaikan setiap LAPD yang diberikan dan tidak lagi menggunakan alasan keterbatasan untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar atau menyelesaikan tugasnya.

Sejak penggunaan LAPD dalam pembelajaran, tanggapan peserta didik lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan kreativitas yang dilakukan oleh setiap peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.   Walau tidak semua peserta didik aktif, namun partisipasinya meningkat drastis.

Pembelajaran di masa pandemi ini, tidak mengedepankan aspek pengetahuan tetapi bagaimana peserta didik melakukan aktivitas belajar di rumah dengan bantuan orang tua.

Agar peserta didik melakukan aktivitas belajar secara mandiri di rumah, maka guru harus mengembangkan kreativitas dalam merancang Lembar Aktivitas Peserta Didik dengan melihat kebutuhan belajarnya.

Guru juga dituntut untuk menguasai dan selalu mengikuti perkembangan teknologi berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh. Karena untuk menghadirkan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan, teknologi pendidikan memegang peran yang sangat penting.

Berikut ini merupakan lembar aktivitas peserta didik yang dikembangkan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar dan kreatifitas peserta didik.

Lembar Aktivitas Peserta Didik (LAPD)

Mata Pelajaran      : Fisika

Kelas / Prog.          : XI IPA

Semester                : II (satu)

Nama Kelompok : ..............................

........................................

........................................

Kompetensi Dasar : 4.9 Melakukan percobaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner, beserta presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya.

Judul : Pengaruh kolom udara terhadap nada yang dihasilkan oleh botol yang berisi air.

Tujuan : Membuktikan penerapan gelombang stasioner pada berbagai peralatan dalam kehidupan sehari – hari.

A.    Alat dan bahan

Botol bekas berbahan kaca 8 buah

Air secukupnya

Tongkat pemukul 1 buah

B.     Langkah kerja

1.      Isilah setiap botol dengan jumlah air yang berbeda – beda.

2.      Ketuklah botol – botol tersebut hingga menghasilkan bunyi.

3.      Atur ketinggian air dalam setiap botol sehingga menghasilkan bunyi sesuai tangga nada. (satu oktaf)

4.      Susunlah botol – botol secara berurutan sesuai nada masing – masing (dimulai dari nada terendah)

5.      Ketuk lagi botol – botol tadi dengan berhati – hati.

6.      Simak setiap nada yang dihasilkan setiap botol.

7.      Rekam hasil percobaan anda dan kirimkan ke guru melalui GCR!

C.     Pertanyaan :

1.      Apakah nada yang dihasilkan oleh setiap botol itu berbeda?

2.      Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

3.      Bagaimana hubungan antara jumlah air dengan nada yang dihasilkan?

4.      Bagaimana kesimpulan anda terhadap percobaan yang dilakukan?

5.      Pada benda Apakah gejala gelombang stasioner diterapkan? Sebutkan!

Beberapa hasil karya peserta didik dalam menyelesaikan LAPD di atas dapat dilihat pada link berikut : https://youtu.be/lLp08iuQ4FA

Berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik yang dikirimkan, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki kreatifitas untuk belajar secara mandiri. Tanpa bimbingan guru, mereka dapat melakukan apa yang diharapkan dalam LAPD, walaupun belum sepenuhnya sesuai dengan konsep sebenarnya.

Karena itu, penggunaan Lembar Aktivitas Peserta Didik (LAPD) dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan agar keterampilan peserta didikpun dapat lebih ditingkatkan. Dengan menyelesaikan sebuah LAPD, maka satu atau dua konsep sudah dapat dipelajari walau tanpa guru.

“BIASA BAGI KITA, LUAR BIASA BAGI ORANG LAIN”

Selamat Hari Guru Nasional Dan Hut PGRI ke-76

“Bangkit Guruku, Maju Negeriku,  Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”

Selasa, 07 September 2021

Bermanfaat Walau Tak Beraturan

    Sesuatu yang tertata rapih atau teratur, pastinya disukai banyak orang. Misalkan benda-benda dalam sebuah rumah, jika tidak tertata rapih maka pemilik rumah tentu dinilai miring oleh tamu-tamunya. Terutama si ibu rumah tangganya. Hehehe....

    Keteraturan ini juga dapat dirasakan oleh Polisi Lalulintas. Ketika pengguna jalan tidak teratur atau tidak mentaati peraturan berlalulintas maka dapat dipastikan akan dikenai sangsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Keteraturan memang sangat diperlukan di segala bidang kehidupan. Petani sekalipun, ketika tanamannya atau pengairan tidak teratur, si petani bisa saja merasa tidak nyaman bahkan terancam gagal panen. Ruang kelas yang berserakan, tentu mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penghuni kelas. Dan masih banyak lagi contoh-contoh pentingnya keteraturan.

    Dalam menciptakan alam semesta, Tuhan sudah merancang segala sesuatu teratur. Lintasan peredaran planet-planet dalam tata surya kitapun sudah diatur sedemikian rupa teraturnya, sehingga tidak bertabrakan satu sama lain. Tidak pernah tertarik ke Matahari sebagai pusat tata surya atau terlempar keluar lintasan edarnya.

    Tanpa disadari, dalam kehidupan kita sering dibantu oleh sesuatu yang tidak teratur, bahkan boleh dikatakan menyelamatkan kita. Ia adalah pemantulan cahaya secara tidak teratur atau pemantulan BAUR.


Pemantulan Baur (difus)

    Kedua gambar di atas menunjukkan bahwa pada pemantulan teratur, cahaya dipantulkan menuju satu arah, sedangkan pada pemantulan baur (difus), cahaya dipantulkan secara tidak teratur menuju berbagai arah.
    Kejadian di atas, dapat ditemui saat berkendara pada malam hari. Pemantulan teratur terjadi apabila permukaan jalan basah, sehingga permukaan yang dikenai cahaya kendaraan bersifat Halus / Licin dan Mulus dimana dalam konsep ini disebut permukaan TERATUR. Sedangkan pemantulan baur (difus) terjadi saat permukaan jalan yang dikenai cahaya lampu kendaraan dalam keadaan kering (kasar).
    Berdasarkan uraian di atas, manakah yang membuat pengendara lebih nyaman berkendara saat malam hari? Tentu pemantulan baur (difus) yang sering disebut pemantulan tidak teratur karena cahaya lampu kendaraan dipantulkan ke berbagai arah sehingga pengendara dapat melihat kondisi sekitarnya. 
Sementara pemantulan teratur sangat menyulitkan pengendara karena cahaya lampu kendaraannya dipantulkan menuju satu arah saja. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan apabila si pengendara kurang berhati-hati.
    Pesan moral dari konsep Fisika di atas adalah, dalam menilai sesuatu ataupun orang, jangan hanya melihat dari tampak luarnya saja. Kulit jeruk yang tampaknya kasar dan tidak beraturan, belum tentu tidak manis isinya.  Tidak Beraturan Belum Tentu Tidak Baik atau Tidak Bermanfaat. Setujukah pembaca sekalian? 
SALAM  LITERASI!




Minggu, 15 Agustus 2021

BELAJAR DI MASA PENDEMI COVID-19

 

Sejak Pandemi Covid-19 melanda negeri kita, segala bentuk kegiatan dipindahkan ke rumah (bekerja dari rumah). Ini merupakan salah satu upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Menaggapi langkah pemerintah di atas, Kemendikbud mewajibkan seluruh sekolah di Indonesia untuk melakukan pembelajaran dari rumah atau disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Bentuk PJJ yang dipilihpun bervariasi, tergantung pada kondisi sekolah masing-masing dan keadaan daerah dimana sekolah itu berada. Adapun model pembelajaran yang dapat dipilih adalah Daring (dalam jaringan), Luring (luar jaringan) dan Kombinasi (Daring dan Luring).

Sebelum memutuskan untuk memilih model pembelajaran yang harus digunakan, satuan pendidikan perlu melewati tahapan seperti melakukan Assesmen Diagnosa, Melakukan Rapat dengan orang tua peserta didik, Komite Sekolah, bahkan pemerintah setempat kalau dibutuhkan.

Tahapan di atas perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, dukungan orang tua, komite dan pemerintah dalam menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan berbagai keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana, dalam penerapan teknologi membuat pelaksanaan pembelajaran harus tetap diupayakan berjalan agar proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik tidak terganggu.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan melakukan berbagai upaya seperti menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui media Group Whatsapp , facebook, Google Classroom , Moodle , dan aplikasi belajar online lainnya. Untuk pembelajaran secara daring (tatap muka virtual), guru juga memanfaatkan media Google Meet, Zoom Cloud Meeting, Cisco Webex, dan lain-lain. 

Sebagai orang tua peserta didikpun tidak lepas dari dampak kebijakan pemerintah tersebut. Kepada anaknya, harus diberikan fasilitas berupa handphone atau komputer (laptop), pulsa (paket internet) untuk menunjang proses belajar anaknya.

Apabila Semua fasilitas sudah dilengkapi, tetapi kesadaran akan pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan. Bukan hanya kesadaran dari peserta didik, melainkan kesadaran orang tua dan guru untuk selalu mendampingi, memotivasi serta membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajarnya.

Di SMA Negeri 1 Amanuban Selatan, tanggapan/respon peserta didik terhadap upaya guru masih terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari tugas-tugas yang dikembalikan pada bapak/ibu guru atau yang berpartisipasi saat tatap muka secara virtual.




Sumber : Dokumentasi pribadi

Lebih dari 100 orang peserta didik di satu tingkat, namun yang bergabung saat pembelajaran berlangsung tidak mencapai setengah. Belum lagi peserta didik yang menyelesaikan tugas tepat waktu.

Fasilitas pendukung seperti handphone, paket internet dan jaringan internet sering menjadi alasan peserta didik untuk melalaikan tugas belajarnya. Apakah dukungan orang tua yang harus dipertanyakan? Ataukah kesadaran peserta didik untuk belajar yang perlu ditingkatkan?

Semoga melalui perayaan HUT RI ke-76 ini, semangat kita terus berkobar agar kwalitas setiap kegiatan yang dilakukan tidak berkurang nilai dan maknanya. Besar harapan bahwa pandemi ini segera berakhir sehingga kegiatan kita kembali normal termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah.

 

Panite, Agustus 2021

Selasa, 23 Februari 2021

Gravitasi Sosial

               Dalam keseharian kita, sering dipertemukan dengan banyak orang dengan ciri khas masing-masing. Di antara mereka, ada yang berkulit putih, sawo matang, hitam, keriting dan lain sebagainya.

  Ada juga dari latar belakang keluarga terhormat, ada juga yang biasa-biasa saja. Ada yang suka munafik, angkuh/sombong, rendah hati, tulus, rela berkorban dan ada juga yang tidak peduli sesama atau keadaan sekitar, sampai pada orang kaya maupun miskin.

Dari sekian banyak ciri khas maupun latar belakang di atas, tentu kita sudah dapat menentukan, apa dan bagaimana diri kita sendiri.

Melalui tulisan ini, kita diajak untuk memahami sebuah konsep Fisika yang dapat diterapkan dalam keseharian kita masing-masing. Bukan untuk menyelesaikan soal-soal atau sebuah proyek percobaan, tetapi kita diajak untuk memahami serta sedapat mungkin menerapkan arti fisis konsep Fisika dalam kehidupan.

Konsep dimaksud adalah Percepatan Gravitasi yang dikemukakan oleh Isaac Newton pada tahun 1687 melalui konsep gravitasi universal. Konsep ini selanjutnya lebih akrab dikenal orang awam dengan sebutan Gaya Tarik Bumi, dimana konsep ini tidak asing di telinga pembaca sekalian.

Percepatan gravitasi dalam pelajaran Fisika dapat diformulasikan secara matematik sebagai berikut :


Persamaan di atas, diperuntukkan bagi sebuah benda yang berada di permukaan bumi. Dalam hal ini, manusia juga dapat dianggap sebagai sebuah benda.

Jika G dan M tidak berubah, maka yang mempengaruhi besarnya percepatan gravitasi yang dialami benda hanyalah faktor jarak (r).

Ketika benda berada tepat di permukaan bumi, maka ‘r’ sama dengan jari-jari bumi. Tetapi nilai percepatan gravitasi bumi akan berubah, ketika benda ditempatkan pada ketinggian tertentu dari permukaan bumi.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi posisi sebuah benda dari permukaan bumi, maka nilai percepatan gravitasi akan semakin kecil. Atau dengan kata lain, pengaruh gaya tarik bumi semakin kecil.

Dengan berkurangnya gaya tarik bumi terhadap benda, maka kemungkinan resiko yang akan diterima semakin besar.

Untuk memahami persoalan di atas, mari kita “menempatkan” diri pada ketinggian 1 meter dan 10 meter dari permukaan tanah. Ketika menjatuhkan diri dari posisi-posisi tersebut, manakah yang lebih menyakitkan?

Inilah salah satu makna fisis yang dapat kita renungkan untuk sedapat mungkin diterapkan dalam kehidupan sosial kita masing-masing.

Bagaimanapun keadaan kita sekarang, tetaplah merendahkan diri. Karena jika kita naik terlalu tinggi, maka sekali jatuh, fatal resikonya.

Konsep percepatan gravitasi ini mengajak kita untuk menempatkan diri pada posisi tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak terlalu rendah. Karena apabila berada pada posisi  terendah, akan diinjak-injak orang ketika melewatinya. Jadi, sedang-sedang saja. Heheheh....

Ketika diperhadapkan dengan orang berlatar belakang dan ciri khas seperti disebutkan di awal, maka jangan merendahkan/meremehkan yang berkekurangan dan juga tidak merasa minder dengan yang berkelebihan. Be yourself.

 

“Ketika Datang Angin Ribut, Pohon Tinggi Akan Tumbang Terlebih Dahulu Dari Pohon-Pohon Kecil”

Selamat membaca, semoga berkenan!

Salam sehat!

Minggu, 21 Februari 2021

Peran Cermin Dalam Mendidik Anak

Medidik anak adalah tugas utama orang tua bagi setiap rumah tangga yang dibangun dan dikaruniai anak-anak. Bukan merupakan hal yang baru bagi bapak dan ibu yang sudah berpangalaman dalam hal mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Lingkungan disebut-sebut sebagai penyumbang pengaruh terbesar dalam tumbuh kembangnya seorang anak, dan keluarga merupakan lingkungan terkecil dan terutama bagi kehidupannya.

Tanpa disadari, ada sebuah konsep Fisika yang sudah dan sementara diterapkan para orang tua dalam hal ini. Bahkan sudah berhasil mengantar mereka pada puncak kesuksesan dalam mendidik anak.

Konsep yang dimaksud adalah Konsep Pematulan Cahaya. Apabila ditanya, mengapa kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita? Jawabannya adalah karena ada cahaya. Lalu jika dilanjutkan dengan pertanyaan, bagaimana ketika berada dalam ruang gelap (mati lampu)?

            Sesungguhnya kita dapat melihat karena terjadi pemantulan cahaya. Benda-benda yang dikenai Cahaya, memantulkan cahaya menuju mata kita, lalu diteruskan ke saraf pusat (otak) sehingga kita dapat mengenali benda atau orang bahkan hewan maupun panorama alam tertentu.

Berbicara pemantulan cahaya, ada sebuah benda yang sangat sempurna dalam memantulkan cahaya. Benda ini lebih jujur dari manusia, ia tidak pernah sedikitpun berbohong. Apa yang ditangkap/diterima, itu pula yang ia pantulkan. Hehehehe.....

Sumber : Gambar-gambar-keren.blogspot.com

Cermin merupakan pemantul cahaya yang sempurna. Karena itu, cermin sering digunakan untuk merias diri terutama bagian wajah, karena ia tidak akan sedikitpun membohongi penggunannya. Dapat dibayangkan, ketika setelah merias wajahnya tanpa cermin, seseorang bertanya kepada temannya, sudah rapihkah saya?

Pada umumnya, cermin terdiri atas 2 jenis yaitu, cermin datar dan cermin lengkung. Cermin datar biasanya digunakan untuk merias wajah sedangkan cermin lengkung ditemukan pada kaca Spion kendaraan. Cermin Lengkung terdiri atas cermin cekung dan cermin cembung.

Lalu, bagaimana hubungannya dengan mendidik anak?

Anak sering disebut sebagai cerminan kehidupan dalam rumah tangga (orang tua). Karena itu, Sering kita mendengar perkataan yang ditujukan pada seorang anak bahwa,  “BEGITULAH KELAKUKAN ORANG TUANYA

Perkataan di atas, tidak saja didengar dari orang lain, tapi pembacapun mungkin saja pernah mengatakannya. Ketika melihat seorang anak melakukan suatu tindakan yang tidak biasa.

Tindakan yang tidak biasa di sini adalah tindakan yang menonjol positif maupun menonjol negatif. Sebagian besar orang lebih tertarik dengan tindakan yang menonjol negatif untuk mengomentarinya. Misalkan seorang anak mengeluarkan  kata-kata kasar atau makian, maka kalimat di atas, langsung dilontarkan.

Tidak sebatas perkataan, tindakanpun akan mendapat komentar yang sama, bahkan pola hidup dalam sebuah rumah tangga akan mempengaruhi/membentuk pikiran seorang anak.

Seorang anak kecil, memulai kegiatan belajarnya dengan cara meniru. Oleh sebab itu, apa yang dilihat atau didengar olehnya, akan ditiru dan diterapkan (dipantulkan) kepada orang lain tanpa rekayasa.

Anak-anak berfungsi sebagai cermin, yang akan memantulkan apa saja yang diterima/ditangkap dari benda-benda di sekitarnya (orang tua). Jika tidak menginginkan hal ini terjadi, masuklah dalam ruang yang gelap agar tidak dikenai cahaya, sehingga anak kita tidak meniru hal yang tidak baik.

Dengan kita masuk dalam ruang tidak bercahaya, tidak berarti hal yang positif juga kita sembunyikan dari anak kita. Biarkan mereka meniru hal yang baik, sedangkan apa yang menurut kita tidak pantas diketahui, wajib disembunyikan.

Fungsi lain dari cermin dalam kehidupan kita seringkali dikaitkan dengan masalah introspeksi diri. Mengapa demikian? Karena melalui cermin, kita dapat menemukan siapa dan bagaimana diri kita sebenarnya.

 

“Mari Kita Bercermin, Sebelum Menilai Orang Lain

dan Merawat Cerminan Kita Sebaik Mungkin, Demi Masa Depan Mereka”

Salam! 

Kamis, 11 Februari 2021

Konsep Tekanan dalam Kehidupan Sosial

            Bagi kaum hawa, memakai High heels bukanlah sesuatu yang baru bagi mereka. Tidak demikian bagi kaum adam atau bapak-bapak. Kaum adam cukup melihat dan membayangkan hal itu? Tetapi tentu kita semua dengan mudah membayangkan hal itu bukan?


        Begitulah cara sederhana memahami konsep tekanan dalam ilmu Fisika. Dimana, besarnya tekanan (P) sebanding dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A).

Sepasang sepatu bertumit tajam (High heels), ketika digunakan oleh orang yang berbeda bobot badannya lalu menginjak kaki kita, pasti rasa sakit yang dideritapun berbeda. Hal itu diakibatkan karena berat badan (gaya) dari orang yang memakai sepatu itu berbeda.

Rasa sakit yang diterima, dikarenakan bidang sentuh/ujung tumit sepatunya (A) kecil. Rasanya akan berbeda, ketika orang yang sama memakai sepatu dimana ujung tumitnya lebih besar atau rata.

Contoh lainnya dapat ditemukan pada kasus mempertajam alat potong kita. Apabila tidak diasah, maka luas penampangnya besar, sehingga membutuhkan gaya lebih besar untuk menggunakannya.

Ternyata konsep di atas, secara tidak sadar telah dan bahkan sering kita alami atau ditemukan dalam keseharian kita. Bukan hanya pada penggunaan High heels dan mempertajam alat potong ketika hendak digunakan, tetapi dalam kehidupan sosial kita.

Ketika seseorang mengalami persoalan dalam hidupnya, dapat dikatakan dia sementara tertekan.  Apalagi persoalan yang dihadapi cukup rumit untuk menemukan solusinya, maka orang ini akan semakin tertekan.

Tidak jarang kita bertemu orang dengan gangguan kejiwaan atau sering kita sebut orang gila. Pada umumnya diakibatkan karena tidak mampu menemukan solusi untuk keluar dari persoalan yang dihadapi.

Ada juga orang yang rela menghabisi nyawanya sendiri, karena tidak mampu mengatasi suatu persoalan yang sedang dihadapi.

Konsep tekanan di atas, mengisyaratkan kepada kita untuk menjalani hidup dengan memperkecil gaya (F) dan memperbesar luas penampang (A), maka dengan sendirinya tekanan hidup (P) akan menjadi kecil/ringan.

 Gaya (F) yang dimaksud dalam kehidupan sosial adalah Persoalan. Semakin besar persoalan kita, maka semakin besar pula tekanan yang kita alami. Oleh karena itu, berusahalah agar terhindar dari persoalan, maka tekanan hidup kita akan semakin ringan.

Luas penampang (A). Dalam menghadapi persoalan, tentu membutuhkan solusi. Sejauh mana kita mencari dan menemukan solusi atas persoalan kita. Ketika mencoba satu solusi namun tidak berhasil, jangan menyerah, jangan putus asa, cobalah mengatasinya dengan solusi yang lain.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi suatu persoalan. Karena itu, tidak salah jika ada suatu kata bijak mengatakan “Banyak Jalan ke Roma”. Dapat diartikan bahwa, melalui jalan mana saja, tetapi tujuannya sama, kota Roma.

Namun, sebelum mencari solusi atau memperbesar luas penampang (A), beritahukanlah persoalanmu kepada Yang Maha Kuasa, mintalah petunjukNya. Karena Dialah sumber segala hikmat dan akal budi.

“Jangan katakan kepada Tuhan bahwa anda memiliki persoalan yang besar, tetapi katakanlah kepada persoalan, bahwa anda memiliki Tuhan Yang besar”

(Robert Schuller)

 

Salam sehat!

Rabu, 10 Februari 2021

SABAR NANTI SUBUR


    Kesabaran merupakan salah satu sifat manusia yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Kesabaran perlu diuji atau dipelajari. Dia tidak serta merta ada sejak seseorang dilahirkan atau yang dikenal sifat bawaan.

Dalam khotbahnya seorang rohaniawan akan berkata KITA HARUS SABAR dan TABAH dalam menghadapi ujian hidup (ujian iman). Pada kenyataannya diapun belum tentu sabar ataupun tabah dalam menghadapi suatu persoalan.

Karena sebagian orang tidak dapat menumbuhkan sifat sabar dalam dirinya, maka ia akan berdalih dengan berbagai alasan untuk melempar tanggungjawabnya kepada orang lain, atau berusaha menyeret orang lain masuk dalam persoalan yang ia hadapi.

Menumbuhkan kesabaran dalam diri, bukanlah persoalan mudah. Untuk menumbuhkannya, dibutuhkan keberanian, kemauan, kesiapan,  tekad dan rela berkorban. Apabila salah satunya tidak dimiliki, maka kesabaran itu sulit dipelajari.

Jika sifat dasar di atas sudah dimiliki, maka yang dibutuhkan adalah PAKSA. Artinya, keberanian, kemauan, kesiapan,  tekad dan rela berkorban harus dipaksakan sehingga proses belajar kesabaran itu membuahkan hasil.

Apabila ingin menguji kesabaran atau mau belajar bersabar, maka jadilah pengasuh/penjaga orang sakit (stroke). Disitulah kesabaran anda akan teruji. Bagaimana tidak? Semua aktivitas anda tidak berjalan seperti yang direncanakan. Bahkan sebagian rencana kegiatan anda terpaksa harus dibatalkan.

Dapat dibayangkan apabila setiap 15 menit anda dipanggil hanya untuk memperbaiki posisi duduk atau posisi tidur? Apalagi dipanggil ketika anda hendak tidur? Jangan ditanya soal urusan kamar kecil, dimana dalam sehari bisa mencapai belasan kali.

Bersyukurlah bagi para penderita Stroke, yang memiliki banyak orang sabar di sekitarnya. Mereka akan mendapatkan pelayanan yang baik. Orang sabar sering dikuatkan dengan ungkapan “upahmu besar di sorga”.

Penderita stroke pada umumnya adalah orang tua yang memiliki banyak anak, tetapi tidak semua anak dapat menjadi pengasuh yang baik baginya, bahkan tidak ada sama sekali.

Pembaca sekalian tentu tidak asing lagi dengan ungkapan “Satu Orang Tua Dapat Mengurus dan Membesarkan Sepuluh Orang Anak, Tetapi Sepuluh Orang Anak Belum Tentu Dapat Mengurus Satu Orang Tua”

Berdalih dengan alasan kesibukan menjadi senjata usang untuk terhindar dari menjaga orang tuanya. Itu yang sering dijumpai pada hampir semua anak-anak yang orang tuanya merupakan penderita stroke.

Beranggapan bahwa, apabila tidak menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas, maka kesuksesan menjauh darinya. Padahal sebenarnya “berkarya di waklu luang itu biasa saja, namun berkarya di tengah kesibukan itu yang laur biasa, itu baru istimewa”(Noralia Purwa Yunita, M.Pd)

Dukungan pendamping bagi yang sudah berumah tangga baik isteri maupun suami dan anak-anak menjadi alasan berikutnya. Walaupun alasan ini tidak selalu nampak ketika ditanya, mengapa tidak menjaga orang tuanya?

Satu lagi alasan yang kerap digunakan adalah, tidak mengetahui kemauan si orang tua. Mengapa tidak mempelajarinya?

Ada sebuah ungkapan kuno yang bahkan masih dipercayai sampai sekarang mengatakan  “Banyak Anak, Banyak Rezeki”. Ungkapan ini seakan menjadi tidak berarti bagi orang tua ketika di masa tuanya ternyata anak-anaknya tidak mampu memberinya rezeki dalam bentuk perhatian.

Perhatian ini sering disalahartikan bahwa dengan memberinya materi berupa uang, barang bahkan fasilitas yang dibutuhkan sudah cukup. Perhatian yang dibutuhkan sebenarnya adalah kerelaan/keikhlasan/ketulusan menjaganya. Sedangkan materi menjadi prioritas berikutnya.

Orang yang dapat dikatakan sabar mungkin hanya akan ditemukan di panti-panti jompo, yang dengan tulus dan ikhlas serta sabar melayani sekian banyak orang tua yang dititipkan pada mereka.

Mengapa kesabaran menjadi sulit dipelajari? Maukah kita mencobanya? Yang penting ada tekad dan kemauan, maka sesuatu yang sulit akan menjadi mudah dipelajari.

Salam sehat!

Kamis, 28 Januari 2021

VEKTOR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Dalam ilmu Fisika, vektor dikenal sebagai sebuah garis yang memiliki pangkal dan ujung, dimana panjangnya garis menentukan besarnya vektor. Sederhananya adalah sebuah anak panah.

Vektor sering digunakan untuk menunjukkan suatu arah tertentu. Tergantung arah penunjukkan anak panah yang digambarkan.

Dua atau lebih anak panah (vektor) dapat dijumlahkan atau dioperasikan secara matematik. Penjumlahan garis – garis tersebut di atas selanjutnya disebut sebagai Resultan Vektor

    Resultan vektor ini dapat dipahami sebagai hasil penjumlahan beberapa buah vektor. Oleh karena itu, resultan vektor disamartikan dengan jalan pintas. Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi dalam gambar berikut!



    Apabila seorang anak berjalan dari rumah ke sekolah, tapi sebelumnya ia menyempatkan diri untuk singgah di pasar terlebih dahulu, maka ia menempuh perjalanan sejauh 7 km. (4 km + 3 km = 7 km)

Bandingkan dengan ketika ia melewati jalan pintas menuju ke sekolah yang hanya berjarak 5 km. Manakah yang lebih dekat?

Dalam kehidupan, kita sering bertemu dengan orang yang suka berbelit-belit ketika ingin menyampaikan suatu maksud tertentu. Ketika ia mulai berbelit-belit, maka sebagai pendengar harus memikirkan tujuan penyampaiannya. Semakin ia berbelit, maka semakin banyak vektor (anak panah) yang digunakan.

Ada yang bertujuan baik dan ada juga yang tidak baik. Misalnya untuk berbohong atau sekedar mengelabui lawan bicaranya (audiens). Tidak jarang orang mengabaikan konsep resultan vektor ini untuk menutupi kelemahan atau kesalahannya.

Sedangkan untuk tujuan yang baik misalnya dalam usaha membuat audiens (pendengar) memahami pesan yang ingin disampaikan.

 Salam Sehat!

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...