(sumber:https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTGxAEi9HrgiytZS7NkoDNDJ0blUNym9Ll94Q&s)
Hampir
20 tahun berpisah dengan sang adik yang sangat disayangi, membuat sang kakak
sering merindukannya ketika menyendiri. Bahkan dalam kesehariannya selalu ada
bayangan sang adik dalam lamunannya. Hingga setiap aktivitas yang dilakukan,
seolah-olah dipersembahkan untuk kesayangannya itu.
Walau
sang kakak menyadari kesalahannya, namun tak dapat mengembalikan adiknya. Ia selalu
mencari informasi terbaru tentang keadaan adiknya, namun tak tak dapat
mengobati rasa sakit yang dirasakan. Hanya satu harapan, semoga suatu saat dapat
kembali bertatap muka dengan adiknya.
Hingga
menjelang akhir tahun ini, ketika orang-orang Kristen sibuk menyongsong Natal, hadirlah sang kakak dalam sebuah
pertemuan. Pertemuan itu dihadiri oleh ratusan orang. Tua, muda, laki-laki,
perempuan dan anak-anakpun tak ketinggalan. Sambil mendengar pembicaraan sambil
melihat ke arah datangnya suara, tiba-tiba matanya tertuju pada sesorang.
Seorang
ibu yang duduk 10 deretan bangku di depannya, sangat mengganggu konsentrasi
saat itu. Mulai dari warna dan penataan rambut, besar kecilnya badan bahkan tingginyappun
sama. Ketika ibu itu menoleh ke kiri dan ke kanan, menambah keyakinan bahwa
itulah sang adik yang sudah pergi meninggalkannya.
Susunan
acara terus berlanjut, namun perhatian sang kakak seolah hanya terarah pada sosok
yang dirasa adalah adiknya. Ia terus memperhatikan si ibu di depannya, hingga
secara tiba-tiba tangan kanannya menjulur ke bawah di samping bangku yang
diduduki. Terlihatlah sebuah jam tangan melingkar di pergelangan tangan si ibu.
Menambah keyakinan bahwa itu adiknya.
Namun,
ia belum sesungguhnya yakin. Karena hampir dua jam berlalu, belum terlihat satu
kebiasaan adiknya. Kebiasaan mengoyang-goyangkan telapak kaki ketika
memperhatikan sesuatu. Goyangan kaki adiknya berbeda dengan goyangan kaki orang
lain. Kebanyakan orang akan menggoyangkan telapak kaki dari atas ke bawah, sedangkan
adiknya berbeda. Ia akan menggoyangkannya dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Ketika
pertemuan itu berakhir, orang-orang mulai bersalaman antara satu dengan yang
lain, sang kakak terus memperhatikan reinkarnasi adiknya. Saat si ibu hendak
menyalami orang yang duduk tepat di belakangnya, ia sangat sedih. Ternyata bukan
adiknya.
Selamat Natal
adikku, dimanapun kau berada, doaku tetap bersamamu.
Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar