Minggu, 15 Agustus 2021

BELAJAR DI MASA PENDEMI COVID-19

 

Sejak Pandemi Covid-19 melanda negeri kita, segala bentuk kegiatan dipindahkan ke rumah (bekerja dari rumah). Ini merupakan salah satu upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Menaggapi langkah pemerintah di atas, Kemendikbud mewajibkan seluruh sekolah di Indonesia untuk melakukan pembelajaran dari rumah atau disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Bentuk PJJ yang dipilihpun bervariasi, tergantung pada kondisi sekolah masing-masing dan keadaan daerah dimana sekolah itu berada. Adapun model pembelajaran yang dapat dipilih adalah Daring (dalam jaringan), Luring (luar jaringan) dan Kombinasi (Daring dan Luring).

Sebelum memutuskan untuk memilih model pembelajaran yang harus digunakan, satuan pendidikan perlu melewati tahapan seperti melakukan Assesmen Diagnosa, Melakukan Rapat dengan orang tua peserta didik, Komite Sekolah, bahkan pemerintah setempat kalau dibutuhkan.

Tahapan di atas perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, dukungan orang tua, komite dan pemerintah dalam menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh.

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan berbagai keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana, dalam penerapan teknologi membuat pelaksanaan pembelajaran harus tetap diupayakan berjalan agar proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik tidak terganggu.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan melakukan berbagai upaya seperti menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui media Group Whatsapp , facebook, Google Classroom , Moodle , dan aplikasi belajar online lainnya. Untuk pembelajaran secara daring (tatap muka virtual), guru juga memanfaatkan media Google Meet, Zoom Cloud Meeting, Cisco Webex, dan lain-lain. 

Sebagai orang tua peserta didikpun tidak lepas dari dampak kebijakan pemerintah tersebut. Kepada anaknya, harus diberikan fasilitas berupa handphone atau komputer (laptop), pulsa (paket internet) untuk menunjang proses belajar anaknya.

Apabila Semua fasilitas sudah dilengkapi, tetapi kesadaran akan pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan. Bukan hanya kesadaran dari peserta didik, melainkan kesadaran orang tua dan guru untuk selalu mendampingi, memotivasi serta membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajarnya.

Di SMA Negeri 1 Amanuban Selatan, tanggapan/respon peserta didik terhadap upaya guru masih terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari tugas-tugas yang dikembalikan pada bapak/ibu guru atau yang berpartisipasi saat tatap muka secara virtual.




Sumber : Dokumentasi pribadi

Lebih dari 100 orang peserta didik di satu tingkat, namun yang bergabung saat pembelajaran berlangsung tidak mencapai setengah. Belum lagi peserta didik yang menyelesaikan tugas tepat waktu.

Fasilitas pendukung seperti handphone, paket internet dan jaringan internet sering menjadi alasan peserta didik untuk melalaikan tugas belajarnya. Apakah dukungan orang tua yang harus dipertanyakan? Ataukah kesadaran peserta didik untuk belajar yang perlu ditingkatkan?

Semoga melalui perayaan HUT RI ke-76 ini, semangat kita terus berkobar agar kwalitas setiap kegiatan yang dilakukan tidak berkurang nilai dan maknanya. Besar harapan bahwa pandemi ini segera berakhir sehingga kegiatan kita kembali normal termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah.

 

Panite, Agustus 2021

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...