Belakangan ini profesi guru
menjadi impian sebagian peserta didik dan para orang tua. Baik di tingkat SMA,
SMP maupun SD sekalipun ketika ditanya tentang cita-cita maka sebagian besar
menjawab dengan lantang bahwa ia ingin menjadi guru. Tulus dan tidaknya jawaban
tersebut tidak menjadi barometer untuk menyimpulkan niat seorang anak.
Menjadi seorang guru
yang tugasnya bukan hanya Mengajar tapi harus bisa menjadi Pendidik dan Pelatih
serta Membimbing, kelihatannya sudah dikesampingkan karena ketidaktersediaan
lapangan pekerjaan. Pada akhirnya, menjadi guru bukan karena keterpanggilan
untuk melayani melainkan keterpakasaan untuk bekerja. Suatu pemikiran yang
tentunya sangat menyesatkan.
Dengan adanya perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu cepat juga
menambah kebutuhan rumah tangga seorang guru. Karena itulah maka seorang guru
dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga
tidak berlebihan rasanya apabila seorang guru harus merangkap dua atau lebih
pekerjaan (profesi) sekaligus.
Bunda Betti Risnalenni telah
membuka wawasan kita melalui pengalaman baik suka maupun duka, yang sudah dan
sedang dialami dalam Berwirausaha. Beliau patut dijadikan model bagi profesi
kita sebagai seorang guru karena salah satu bentuk Wirausaha yang dipilih erat
kaitannya dengan dunia pendidikan yaitu membuat taman baca. Kreatif kan?
Wirausaha tidak hanya
melalui cara-cara seperti yang dilakukan bunda Betti. Bagi guru yang ditugaskan
di desa, wirausaha dapat juga dilakukan melalui bertani dan beternak karena melalui kedua bidang ini dapat
menambah pengasilan kita. Misalnya, Sawah dan Ladang. Sawah ataupun Ladang
dapat ditanami aneka sayur dan buah yang hasilnya dapat menambah isi dompet
kita.
Kesungguhan, percaya diri,
mulai dengan yang terjangkau dan pandai mengatur waktu, itulah kunci sukses berwirausaha
bunda Betti, yang penting “enjoy” melakukannya. Pada akhirnya mari kita kembali
mengingat sebuah kalimat usang berbunyi : Awal memulai sebuah pekerjaan tidak
semudah membalikkan telapak tangan.
Guru tidak boleh miskin.... agar tugas utamanya
tetap terlaksana!
Salam Literasi!
Keren bangeet
BalasHapusSetuju pak kainan, kereen ide gagasannya dan resumenya semakin baik..
BalasHapusYups.. setuju.
BalasHapusBagus bgy.. yupz setuju
BalasHapusResumenya bagus, ditulis lengkap dan menarik
BalasHapusWow...keren pak Kainan
BalasHapusmantaaap resumenya pak
BalasHapusBetul p guru Fisika, guru g boleh miskin biar ttp profesional
BalasHapusMantap sekali penutupnya. Kerenn
BalasHapusyoi betul tuh, keren
BalasHapusKeren Pak
BalasHapusSingkat, padat, dan mantap. Tambah ilustrasi akan lebih mantap. Pernyataan penutupnya mantap. Meskipun sebenarnya saya agak tidak setuju, sih. Kenapa? Maaf di sekolah tempat tugas, saya terhitung paling sedikit penghasilan karena tidak ada tunjangan sertifikasi terganjal linearitas bidang studi. Meskipun demikian saya berusaha melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Beruntung saya tidak miskin ilmu karena mau terus belajar. Tabik. π
BalasHapusTerimakasih pak. Miskin atau kayanya seseorang itu sangat relatif.mnurut org lain saya miskin 'harta' tapi saya TDK merasa kekurangan. So...trgntung dr org yg mnjalaniππ
Hapusmantap pak...
BalasHapusKeren pk
BalasHapusSudah hadir untuk mengapresiasi. Semangat
BalasHapusSemakin good aja ya pak Kainan
BalasHapusMakin kereen πππ berarti ada progres ya ikut grup belajar menulis
BalasHapussemakin bagus pak tulisannya. Semangat selalu
BalasHapusBagus resumenya pak, semangat
BalasHapus