Jumat, 30 Oktober 2020

INI GURU BARU atau INI BARU GURU

Kalimat di atas berasal dari salah satu orang tua peserta didik setelah menonton video pembelajaran yang diberikan pada anaknya melalui google clasroom di awal Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) mulai digerakkan. Orang tua tersebut merupakan salah satu guru yang pernah mengabdi bersama di sekolah tempat tugas saya sekarang. Karena prestasinya, beliau telah diangkat menjadi salah satu Kepala Sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan - NTT.

Salah satu teman di sekolahpun, pernah mengungkapkan hal tersebut walau dengan cara yang berbeda. Karena melihat kebiasaan saya yang selalu sibuk sendiri dengan berbagai pekerjaan. Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik, menyelesaikan soal-soal yang baru ditemukan, mempersiapkan soal dan kunci jawaban serta pedoman skor dan lain sebagainya.

Dibutuhkan konsentrasi dan ketelitian dalam memahami makna kalimat di atas. Walau hanya terdiri dari tiga kata yang sama, tetapi karena posisinya berbeda, maka maknanyapun ikut berbeda. INI GURU BARU artinya orang yang baru dalam mejalani profesi sebagai guru. Sedangkan INI BARU GURU ditujukan bagi guru yang berhasil membuat suatu terobosan baru.

Secara pribadi saya merasa bangga mendapat (INI BARU GURU) karena walaupun tidak bertatap muka dengan anak didik saya, tetapi kebutuhan belajar mereka terpenuhi walau tidak semuanya mengikuti dengan baik. Setelah bergabung dalam group belajar menulis bersama Om Jay, saya merasa minder dengan teman-teman yang lain karena metode yang digunakan untuk melaksanakan PJJ jauh lebih menyenangkan dan lebih efektif serta lebih efisien.

Melalui kelas belajar menulis bersama Om Jay, kita kembali mendapat penguatan, motivasi dan pencerahan dalam materi Bukan Guru Biasa yang disampaikan Cikgu Tere (Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD) yang sudah mempunyai segudang prestasi. Cikgu telah membagikan berbagai tips dalam menulis hingga menerbitkan buku dengan harapan, kita dapat disebut Bukan Guru Biasa yang dapat disama artikan dengan Ini Baru Guru.

Untuk menulis buku, telah Cikgu bagikan pengalamannya yang dirangkum dengan kata IDOLA.

I = Identifikasi topik menarik (pilih topik sesuai dengan yang dikuasai)

D = Daftar semua judul luar biasa (menentukan judul yang menarik minat pembaca)

O = Outline terperinci akan membantu (membuat outline yang jelas)

L = Lanjut menulis isi bab (menulis isi BAB sesuai Outline)

A = Atur layout sesuai permintaan penerbit (mengikuti Layout yang ditetapkan penerbit)

Ternyata beliau sudah mempunyai hobi menulis sejak kelas 3 SD. Beliau sering menulis cerita dan bahkan buku sederhana yang dijadikan kliping. Untuk Mengupgrade skill menulisnya, beliau bergabung dengan penulis lain, membuat beliau terus termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis. Sama seperti dalam kelas belajar menulis bersama Om Jay ini. Banyak sekali penulis-penulis hebat yang dapat dijadikan mentor bagi seorang penulis pemula.

Salah satu tujuan kita menulis adalah Mengekspresikan diri karena Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas – luasnya. Menulis juga dapat dijadikan sebagai jembatan meraih prestasi sebab dengan menulis mendatangkan banyak manfaat diantaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari kegiatan menulis.

Adapun kiat sukses untuk meraih prestasi termasuk menerbitkan buku antara lain :

  1. Berpikir positif
  2. Tetapkan target / fokus pada tujuan
  3. Maksimalkan potensi
  4. Miliki mindset pembelajar
  5. Ciptakan lingkungan yang mendukung
  6. Atur waktu seefektif mungkin

Untuk dapat menyandang gelar Bukan Guru Biasa, maka lakukanlah 3B (Belajar, Berkarya dan Berbagi) dengan mengingat ungkapan Hanya Buah Manis Yang Dilempari Orang. Dan Jangan menulis dengan mengandalkan mood/suasana hati serta kegiatan menulis sedapat mungkin dilakukan di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya sehingga jam terbang kita terus meningkat.  

Menjadi penulis, adalah sebuah jalan yang mulia dan harus kita tapaki dengan penuh keyakinan. Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri namun sebagai jalan untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.

 

‘Salam Damai Sejahtera dalam Meliterasi’

Rabu, 28 Oktober 2020

ANTARA GURU DAN PENGUSAHA


Belakangan ini profesi guru menjadi impian sebagian peserta didik dan para orang tua. Baik di tingkat SMA, SMP maupun SD sekalipun ketika ditanya tentang cita-cita maka sebagian besar menjawab dengan lantang bahwa ia ingin menjadi guru. Tulus dan tidaknya jawaban tersebut tidak menjadi barometer untuk menyimpulkan niat seorang anak.

Menjadi seorang guru yang tugasnya bukan hanya Mengajar tapi harus bisa menjadi Pendidik dan Pelatih serta Membimbing, kelihatannya sudah dikesampingkan karena ketidaktersediaan lapangan pekerjaan. Pada akhirnya, menjadi guru bukan karena keterpanggilan untuk melayani melainkan keterpakasaan untuk bekerja. Suatu pemikiran yang tentunya sangat menyesatkan.

Dengan adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu cepat juga menambah kebutuhan rumah tangga seorang guru. Karena itulah maka seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga tidak berlebihan rasanya apabila seorang guru harus merangkap dua atau lebih pekerjaan (profesi) sekaligus.

Bunda Betti Risnalenni telah membuka wawasan kita melalui pengalaman baik suka maupun duka, yang sudah dan sedang dialami dalam Berwirausaha. Beliau patut dijadikan model bagi profesi kita sebagai seorang guru karena salah satu bentuk Wirausaha yang dipilih erat kaitannya dengan dunia pendidikan yaitu membuat taman baca. Kreatif kan?

Wirausaha tidak hanya melalui cara-cara seperti yang dilakukan bunda Betti. Bagi guru yang ditugaskan di desa, wirausaha dapat juga dilakukan melalui bertani dan  beternak karena melalui kedua bidang ini dapat menambah pengasilan kita. Misalnya, Sawah dan Ladang. Sawah ataupun Ladang dapat ditanami aneka sayur dan buah yang hasilnya dapat menambah isi dompet kita.

Kesungguhan, percaya diri, mulai dengan yang terjangkau dan pandai mengatur waktu, itulah kunci sukses berwirausaha bunda Betti, yang penting “enjoy” melakukannya. Pada akhirnya mari kita kembali mengingat sebuah kalimat usang berbunyi : Awal memulai sebuah pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Guru tidak boleh miskin.... agar tugas utamanya tetap terlaksana!

 

Salam Literasi!


Senin, 26 Oktober 2020

BIASA BAGI KITA, LUAR BIASA BAGI ORANG LAIN

 


Biasa Bagi Kita, Mungkin  Laur Biasa Bagi orang lain. Sebuah kalimat sederhana yang mengandung jutaan motivasi dan menambah semangat dalam diri untuk mewujudkan mimpi selama ini. Bagaimana tidak? Ketika ingin menulis, selalu ada hambatan dalam pikiran sendiri untuk membatalkan niat yang mulanya sudah mantap.

Menurut narasumber pada Kelas Belajar Menulis Gelombang ke-16 malam ini (Senin, 26 Oktober 2020) sekali lagi membuka mata, telinga, perasaan serta melunakkan jari-jemari ini mengutak-atik keyboard laptob untuk menuliskan apa saja yang ditemui dalam keseharian kita. Itu langkah awal menjadi seorang penulis.

Malam hari ini, seluruh anggota kelas menulis gelombang ke-16 mendapat pencerahan tentang bagaimana merangkum resume setiap perkuliahan untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Hal ini berarti bahwa, sebagai pemula dalam upaya menerbitkan sebuah buku ber-ISBN semakin mendekati cita-cita yang diharapkan.  

Banyak sekali kemudahan yang telah dibagikan malam ini walau pada kesempatan sebelumnyapun sudah ada sebenarnya. Selain penerbit Indie (Gemala) dapat juga kemudahan lain melalui Kamila Press, YPTD, dan Oase Pustaka. Semuanya tergantung pada pribadi kita masing-masing. Kalau ada niat, motivasi yang tinggi, maka akan segera terwujud mimpi-mimpi kita selama ini.

Beberapa hal penting terkait penerbitan buku kumpulan resume melalui penerbit Indie (Gemala) yang sempat saya kutip sebagai berikut :

1.      20 tulisan resume digabung dalam satu file microsoft word Sesuai format penerbit Gemala :

  1. Ukuran kertas A5 (14 x 20 cm)
  2.  Huruf times new roman, ukuran 12
  3. Spasi 1,5
  4.  Margin 2 cm semua
  5. Paragraf rata kiri-kanan (justify)

2.      Kemudian masukkan juga kelengkapan naskah dalam file naskah kumpulan resume sesuai urutan berikut :

a.      Cover (Judul Buku dan nama Penulis)

b.      Kata Pengantar

c.      Daftar Isi (tanpa nomor halaman)

d.     Isi naskah

e.      Profil Penulis

f.       Sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat)

3.      Jadi semuanya dalam satu file. Tidak dipisah-pisah menjadi beberapa file

4.      Jika sudah siap, silakan kirim ke WA saya (Pak Brian)

5.      Untuk di penerbit Gemala, tidak ada batas minimal jumlah halaman

6.      Hanya 30 halaman A5 saja tetap diterbitkan

7.      Jadi tidak perlu ragu pada resumenya masing-masing

8.      Untuk menerbitkan di penerbit Gemala, biayanya Rp. 300.000,-

9.      Penulis mendapat fasilitas penerbitan :

  1. Desain cover
  2. ISBN
  3. Layout
  4. Edit ringan
  5. Buku bukti terbit
  6. E-Sertifikat

Untuk merangkum resume-resume dalam satu file word, cukup diedit kesalahan pengetikan dan merapikan susunan paragrafnya saja. Tetapi bagi yang dapat mengedit tata bahasa juga tidak masalah sebab sudah disampaikan oleh pak Brian bahwa di penerbit Gemala sudah tersedia jasa edit ringan sehingga tidak perlu ragu pada resumenya masing-masing.

Di akhir resume ini, saya ingin mengatakan “soal penerbitan buku bagi Pak Brian itu BIASA, tapi bagi kami sebagai pemula, itu LUAR BIASA”

Salam Literasi!

Minggu, 25 Oktober 2020

PENTINGNYA BAHASA INDONESIA

Pada tahun 2013 yang lalu, saya mendapat tugas untuk mengunjungi salah satu peserta didik di rumahnya (home visit) karena kebetulan saya menjadi wali kelasnya saat itu. Home visit ini dilakukan karena si peserta didik tidak masuk sekolah tanpa berita selama berhari-hari. Untuk mencapai rumahnya, saya harus berjuang melawan licinnya jalan yang berlumpur lagi berbatu-batu menggunakan sepeda motor. Tidak sebatas itu saja, menerjang derasnya arus sebuah sungai kecil juga harus dilewati baru akan tiba di rumah peserta didik tersebut. Maklum saja, pada saat itu masih musim hujan.

Karena jarak rumah peserta didik ke sekolah yang cukup jauh, maka sebagai gurupun saya tidak tahu persis letak rumah peserta didik tersebut.  Setelah mendekati Kantor Desa (Balai Desa) sesuai informasi dari teman-teman sekelasnya, saya lalu mencari tempat bertanya untuk mengetahui pasti letak rumah yang dituju. Sementara pikiran ini muncul dalam benak, datanglah seorang laki-laki setengah baya yang diharapkan dapat dijadikan kompas yang baik buat saya.

S : Selamat sore om....(begitulah saya menyapa sambil menghentikan sepeda motor)

L : Ia, selamat!

S : di mana rumahnya si @#$^^&*^%  om?

L : mengapa sepeda motornya berlumpur begini pak? (jawabnya dalam bahasa Timor/Dawan)

Bahasa percakapan ini harus berubah seketika menjadi bahasa daerah (Timor/Dawan). Saya baru sadar, ternyata orang ini tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik, tidak sesuai dengan penampilannya.  Singkat ceritera, Beliaupun mengantar saya ke rumah yang dituju dan percakapan selanjutnya dilakukan dalam bahasa Timor (dawan).

Sesungguhnya kejadian di atas mewakili sekian banyak perlakuan yang dialami para guru di sekolah tempat saya bertugas. Karena dalam kesehariannya, Sebagian besar peserta didik tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapannya. Yang digunakan justru adalah bahasa daerah yang bagi kami orang Timor merupakan bahasa ibu. Tidak bermaksud melarang penggunaan bahasa ibu dengan tujuan untuk turut melestarikan budaya orang Timor. Tetapi untuk mengerti atau memahami sesuatu “materi pembelajaran” peran bahasa Indonesia sangatlah penting.

Salah satu tujuan pemerintah menggerakkan Literasi di Indonesia terutama di sekolah-sekolah adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu yang di baca, didengar, dilihat bahkan dirasakan. Tujuan ini tidak mungkin tercapai apabila berbahasa Indonesia saja masih sulit dilakukan. Jangankan di rumah, di sekolahpun penggunaan bahasa daerah masih sering didengar ketika para peserta didik bercakap-cakap. Bagaimana dengan bahasa Inggris?

Kenyataan di atas sulit dirubah rasanya jika guru sebagai ujung tombak kemajuan pendidikan di Indonesi tidak menggerakkan penggunaan bahasa Indonesia bagi peserta didiknya. Mengingat hasil survei kelas dunia yang dilakukan PISA (Program for International Student Assessment) rilisan Organisation and Development (OEDC) tahun 2015 yang menempatkan Indonesia pada urutan 62 dari 70 negara yang disurvei. (Sumber : detiknews. Sabtu, 05 Jan 2019). Ditambah lagi hasil penelitian dari CCSU yang dilakukan pada Maret 2016  menempatkan kita pada peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei. Angka ini tidak berbeda dengan survei yang dilakukan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) tahun 2019.

Sebentar lagi kita bangsa Indoensia merayakan hari Sumpah Pemuda dimana salah satu isinya adalah Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin kita dapat bersatu apabila sebagian diantara kita tidak dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik? Apalagi mereka adalah generasi muda kita, penerus cita-cita luhur bangsa Indonesia?

Untuk mendongkrak posisi kita dari hasil survei di atas dan demi masa depan generasi muda kita, mari tanamkan pada anak didik kita agar selalu berbahasa Indonesia kapan dan di mana saja. Salam Literasi!

 

Sabtu, 24 Oktober 2020

RINGAN LEBIH DULU, BERAT KEMUDIAN

 RINGAN LEBIH DULU, BERAT KEMUDIAN

Narasumber     : Haji Encon Rahman

Moderator       : Ibu Siti Fadilah

 

Jarum jam tangan saya menunjukkan pukul 20.45 Waktu Indonesia bagian Tengah, itu artinya sebantar lagi perkuliahan kelas menulis Gelombang 16 akan segera dimulai. Segala daya dan upaya dikerahkan agar tanggungjawab yang dibebankan segera selesai pada hajatan di rumah salah satu orang tua yang juga tetangga. Namun apa mau dikata, semua usaha itu sia-sia belaka. Perkuliahanpun sudah berlangsung tapi tetap saja, kesibukan belum juga usai. Keesokan harinya, saya terbangun dengan badan terasa pegal-pegal dan kepala terasa nyut-nyut tapi langsung membuka group WA yang diberi nama Belajar Menulis Gelombang 16.

Materi yang disajikan malam itu ternyata adalah pertanyaan sebagian besar guru selama ini. Materinya adalah Menulis Artikel di Koran dan Majalah, dimana hal ini bagi kami selama ini sangat sulit dilakukan. Setelah membaca dan mendengarkan pesan suara Narasumber, saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya selama ini. Beberapa hal penting yang saya dapatkan pada materi ini adalah sebagai berikut :

1.      Rajin membaca tulisan orang lain.

Dari tulisan-tulisan yang kita baca, siapa tau kita mendapat inspirasi baru untuk menulis dan juga akan menambah wawasan kita dalam hal menulis.

2.      Mulailah dengan yang ringan-ringan

Jangan berpikir untuk sekali menulis langsung bagus (misalnya Opini)

3.      Apabila tulisan kita tidak diterbitkan di salah satu media, jangan putus asa. Kirimkan lagi ke media yang lain.

4.      Pantang menyerah

5.      Mulai dari media lokal

6.      Menulis setiap hari

7.      Jangan bosan untuk terus menulis

8.      Jika diantara 10 tulisan yang kita kirim, belum tentu semuanya diterbitkan. Sudah pasti dua atau tiga akan lolos seleksi dan diterbitkan.

9.      Ceritera humorpun dapat dikirimkan ke koran dan  majalah.

10.  Menulis membawa berkat.

Dengan menulis di koran dan majalah, dapat menambah pendapatan secara finansial. Pengalaman yang disampaiakan bapak Haji Encon Rahman sangat luar biasa. Beliau dapat membantu biaya kuliah dengan hasil menulis. Ini sangat luar biasa!

Semoga melalui materi ini, tulisan-tulisan kami dapat diterbitkan di koran atau majalah suatu saat nanti.

Mohon maaf atas keterlambatan saya membuat resume ini. Salam Literasi.


Rabu, 21 Oktober 2020

Niat, Paksa, Mau

Resume Pertemuan ke-8

Nama               : Kainan S.M. Punuf, S.Pd

Hari/Tanggal   :  Rabu, 21 Oktober 2020

Waktu             : 19.00-21.00 WIB

Host                : Wijaya Kusumah (Om Jay)

Moderator       : Bambang Purwanto (Mr. Bams)

Narasumber     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

 



Dalam ilmu Fisika, Usaha merupakan perkalian antara Gaya (F) dan Perpindahan/perubahan kedudukan (S) yang secara matematik dituliskan W = F x S. Untuk mengetahui perubahan kedudukan/Perpindahan (S) maka S = W/F  sehingga dapat dikatakan bahwa Perpindahan (S) sebanding dengan Usaha (W) dan Berbanding terbalika dengan gaya (F). Itulah sebuah konsep Fisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh sesuatu (perubahan) diperlukan sebuah usaha yang besar dengan gaya sekecil mungkin.

Untuk meraih kesuksesan, kita dituntut untuk melakukan usaha sebesar mungkin dimana gaya kita harus diminimalisir. Usaha yang harus dilakukan tentu tidak semudah kita bayangkan karena yang kita hadapi adalah diri sendiri untuk menumbuhkan NIAT atau Kemauan yang kuat untuk dapat menghasilkan sebuah karya. Tidak sebatas punya niat, tapi harus dipaksakan untuk segera dieksekusi menjadi sebuah karya. Mau dipaksa menjalankan Niat itulah yang harus dilawan dalam diri seseorang yang ingin meraih kesuksesan.

Di dalam menerapkan Niat, Paksa dan Mau, tidak terlepas dari dukungan keluarga. Baik suami, isteri maupun anak-anak. Kembali pada diri kita sendiri, bagaimana kita mengatur waktu dan mengkondisikan kapan dan di mana kita akan bekerja. Seperti yang digambarkan Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Tentu kondisi kita berbeda sehingga harus pandai membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Keduanya merupakan satu kesatua yang tak terpisahkan dalam meraih setiap mimpi kita.

   Buku merupakan sejarah bagi saya. Walaupun segala bentuk informasi dapat ditemukan di Internet, tetapi ketika orang lain membaca hasil karya kita tentu ada kebanggaan tersendiri. Bukan hanya itu, ketika kita sudah tiada, nama kita tetap dikenang sepanjang hayat oleh anak cucu bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun kita akan selalu dikenang. Sebagian pencari informasi tidak merasa nyaman apabila membaca di internet. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa buku masih sangat dibutuhkan.

Sebuah tulisan akan layak dijadikan buku apabila memperhatikan What, Why dan Who. What (apa) berkaitan dengan apa yang menjadi pokok dalam sebuah buku?. Why berarti mengapa buku ini ditulis? Tentu berkaitan dengan pentingnya, manfaat dan tujuan penulisan sebuah buku. Who artinya bagaimana isi dalam sebuah buku diterapkan atau bagaimana isi dari sebuah buku diaplikasikan. Dapat juga diartikan sebagai cara, metode, model atau contoh agar dapat ditiru oleh pembaca.

Menulis sama dengan berbicara.  Jika berbicara kita lancar, mengapa menulis tidak?

Ini menjadi  tantangan baru buat kita untuk membuktikan S = W/F.

 

Berkarya ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan itu yang luar biasa, itu baru istimewa.

(Noralia Purwa Yunita, M.Pd)

Salam Literasi! 

Senin, 19 Oktober 2020

Pejuang Literasi Indonesia


 

Minggu ini perkuliahan diawali dengan materi Penerbitan Buku yang dibawakan oleh Ketua Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang merupakan seorang Purnawirawan Polisi tapi tetap masih sangat peduli dengan kemajuan literasi di Indonesia. Beliau mengatakan bahwa Tujuan Utama YPTD adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi Indonesia yang masih kalah bersaing dengan negara lain di dunia.

Wujud nyata dari tujuan utama YPTD adalah membantu guru – guru menerbitkan buku tanpa biaya. Hal ini sangat membantu para guru dimana menjadi penulis buku adalah kewajiban dalam pengurusan kenaikan pangkat bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Di sisi lain, menulis buku sudah seharusnya dijadikan kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia. Yang menjadikan YPTD sangat laur biasa adalah dukungan dari keluarga bapak Thamrin Dahlan sendiri sehingga proses pencetakan buku ditangani oleh sanak saudara dan pekerjaan itu dilakukan dengan ikhlas dan berbakti demi kemajuan literasi Indonesia.  Inilah yang disebut Pejuang Lietrasi!

BUKU MERUPAKAN MAHKOTA PENULIS. Kalimat ini menjadi salah satu motivasi bagi para Guru/Pengajar yang setiap hari selalu menulis sebelum mengajar. Jadi, menulis bukanlah hal yang baru bagi Seorang guru. Dan untuk mendapatkan mahkota tersebut, tunggu apa lagi? Segera hubungi Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan.

Di akhir materi ini, Narsumber meberikan kesimpulan sebagai berikut :

1.      YPTD Turut berperan Serta Mengorganisir Gerakan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Literasi Indonesia focus menerbitkan buku.  Buku adalah Mahkota seorang Penulis. Secerdas dan sepintar apapun seseorang apabila belum menulis apalagi menerbitkan buku maka ilmunya akan hilang sia sia.

2.      Komitment Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan membantu para penulis dari berbagai profesi untuk memiliki Buku ber Lisensi ISBN Tanpa Biaya perlu dukungan semua pihak. 

3.      Bersama kita bisa membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui profesi masing masing.  Membaca kemudian menulis  adalah kegiatan mulia,

4.      Menerbitkan buku muara dari menulis.  Kehadiran penulis abadi sepanjang masa ketika Bukunya menjadi asset Negara tersimpan di Perpustakaan Nasional.

5.      Terima kasih Om Jay dan Rekan Rekan Guru atas partisipasi. Silaturahmi menambah teman dan menambah wawasan serta memberikan kebahagiaan untuk kemaslahatan bersama

Pengabdian Ikhlas Tak Perlu Tanda Jasa Bersebab Tidak ada jasa yang paling tinggi dan layak untuk sorang guru ketika  anak didik menjadi Presiden.

Thamrin Dahlan

Ketua Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan

Hp. 0815 9932 527

Website YPTD :  terbitkanbukugratis.id

Email thamrindahlan@gmail.com

 

Salam Literasi!

Sabtu, 17 Oktober 2020

KAMI MEMBUTUHKANMU AYAH

KAMI MEMBUTUHKANMU AYAH

Perjalanan selama kurang lebih 2 jam itu terjadi pada Tanggal 15 Oktober 2020. Dimulai dari rumah, kemudian menyusuri indahnya pantai selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, lalu melewati pendakian yang cukup mendebarkan menuju Se’i dan diakhiri turunan terjal berbatu menuju rumah salah satu kerabat kami di Desa Pene Selatan, Kecamatan Kolbano.

Sambutan mereka begitu hangat mengingat sudah sekian lama tak berjumpa. Saling melepas rindu dengan ceritera basi – basi ini dan itu, tiba – tiba semuanya serentak terdiam mendengar suara tangisan anak kecil. Dalam pikiran saya, Ternyata kehadiran kami telah mengganggu tidurnya. Ibu dan neneknya bergegas masuk ke kamar tempat asal suara tangisan itu datang. Saya terkejut bukan main karena ternyata ada dua orang anak kecil, mungil dan lucu digendong dari dalam kamar yang mulanya dikira hanya satu orang.

Ya, mereka adalah ANCI dan ANCE.  Sayapun langsung teringat akan kejadian 1,5 tahun yang lalu, saat ayah mereka dipanggil sang khalik karena penyakit yang dideritanya. Karena ketiadaan biaya pengobatan, maka sang ayah (almarhum) meminta kembali ke kampung halamannya untuk mencoba pengobatan tradisional tanpa mengetahui jelas jenis penyakit yang diderita.

Ketika melihat canda tawa mereka, dada ini serasa ingin meledak menahan sejuta rasa tercampur menjadi senyum yang hambar rasanya. Sungguh mereka belum menyadari jikalau sejak berumur 4 bulan dalam rahim ibu, mereka telah dipisahkan dengan sang ayah. Akibat kejadian itu, mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal bersama Neneknya.  Dua orang kakak laki – laki ditambah pamannyalah yang harus menjalankan fungsi ayah bagi Ance dan Anci sejak lahir.

Ance dan Anci tidak sempat merasakan kasih sayang, pelukan dan kehangatan dari sang ayah. Sebagai panutan, sandaran yang kuat, pencari nafkah dan pemimpin bagi mereka telah pergi meninggalkan harapan, cita–cita dan kehormatan bagi isteri dan anak–anaknya. Keseharian Ance dan Anci selalu ditemani kakak–kakak, paman, tetangga terutama kakek, nenek dan ibu mereka berdua. Mereka masih sangat polos dan lugu, belum memahami keadaannya sendiri sehingga membuat setiap orang terharu melihat senyum dan tawa dari bibir mereka.

Siapa yang akan dijadikan panutan ketika beranjak besar nanti, tempat bersandar ketika lemah, kehangatan ketika merasa dingin, pemimpin ketika salah arah?

Hanya Tuhan yang mengetahuinya. Masa depan, cita–cita dan harapan, semuanya ada dalam tangan sang pencipta. Sudah tentu Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Ance dan Anci.

Sekian, Salam Literasi!

Jumat, 16 Oktober 2020

SELALU ADA CAHAYA DI BELAKANG SETIAP BAYANG – BAYANG

 

Kalimat di atas dapat ditemukan ketika membaca sebuah buku kecil hasil karya Robert Schuler.  Saat membaca tulisan – tulisan dalam buku itu, saya masih duduk di bangku kuliah. Tetapi masih segar dalam ingatan walau sudah lumayan lama. Apakah Kata dan kalimat bahagia yang dimaksudkan oleh Om Bams malam ini sama seperti itu?

Setelah berkunjung ke rumahnya Om Bams, saya temukan daftar kalimat bahagia siswa – siswinya Om Bams dan akhirnya saya simpulkan bahwa kalimat di atas termasuk kalimat bahagia yang sering kita kenal dengan KATA BIJAK.

Walaupun sang penulis (Robert Schuler) sudah lama tiada, namun tulisan – tulisannya masih dikenang hingga saat ini. Seperti inilah jika kita berhasil disebut seorang penulis. Walau kita sudah tiada, namun karya kita dapat dinikmati sepanjang masa. Itulah motivasi yang dibagikan Om Bams pada malam hari ini kepada saya. Lalu, apakah saya bisa disebut penulis?

Dalam perkuliahan malam ini, Om Bams juga telah memberikan trik merangkai kata hingga menjadi kalimat bahagia sebagai berikut :

1.      Buatlah tabungan kata bahagia bersama dalam keluarga, sahabat, kenalan bahkan peserta didik kita.

2.      Rangkaian kata – kata bahagia akan menjadi sebuah kalimat bahagia.

3.      Tuliskan kalimat bahagia yang dihasilkan pada blog kita agar dapat dinikmati orang lain.

4.      Selalu mencari inspirasi untuk membuat sebuah kalimat bahagia.

5.      Biasakan menulis kalimat bahagia (waktunya fleksibel). Boleh ditulis setiap hari, dua hari sekali, seminggu sekali.

 Pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan kita apabila kita sisipkan sebuah kalimat bahagia di dalamnya. Peserta didik kita sekalipun. Apabila dalam bahan ajar kita berupa Modul, LAPD, Video, dll, jika disisipkan kalimat bahagia maka sudah tentu mereka akan bersemangat dalam mempelajarinya. Ini merupakan tantangan baru dalam era pembelajaran sekarang ini, dimana guru dituntut untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dari jarak jauh.

Terimakasih Mr. Bams atas motivasi yang lagi – lagi saya peroleh malam ini. Terimakasih juga buat Bu Aam yang telah membantu melancarkan perkuliahan malam ini.

 

Salam Literasi

Resume Perkuliahan Online (Jum’at, 15 Oktober 2020)

Materi              : Cara Mengelola Blog

Narasumber     : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr (Mr. Bams)

Moderator       : Bu Aam Nurhazanah, S.Pd

 


Kamis, 15 Oktober 2020

 

TIKUS MATI KELAPARAN DALAM GUDANG PADI

Materi              : Tips Menjadi Penulis

Narasumber     : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd (Bu Kanjeng)

Moderator       : Bu Aam Nurhasanah

Salam Literasi!

Dua minggu yang lalu saya mendapat chanel menuju kebahagiaan karena bertemu tema – teman guru Fisika se-Kabupaten Timor Tengaah Selatan dalam rangka kegiatan berkala MGMP tingkat Kabupaten yang kebetulan saya dipercayakan menjadi sekretarisnya. Sebelum kegiatan dimulai, kami berbincang – bincang antar teman dan hadir pula ketua Kominitas MGMP Fisika Kabupaten TTS (Bapak Abaraham Tefa, S.Pd)

Dalam basa – basi kami, saya simpulkan bahwa beliau sudah bisa disebut penulis karena buku yang ditulis bersama teman – teman sudah terbit dan langsung ditunjukkan pada kami.  Sedangkan buku yang ditulis sendiri masih dalam proses penerbitan. Singkat cerita saya langsung berpikir bahwa mengapa beliau bisa disebut penuli sedangkan saya tidak?

Karena beliaulah saya dapat bergabung dalam sebuah group WA Belajar Menulis Gel. 16 yang beranggotakan guru – guru hebat se-nusantara. Semoga Dalam group ini saya termotivasi untuk mewujudkan impian saya sama seperti Bapak ketua komuitas MGMP kami. Hari demi hari saya selalu membaca kalimat – kalimat motivasi baik melalui WA maupun melalui Blog bapak dan ibu guru hebat tersebut.

Ketika mengikuti pemaparan materi yang dibawakan salah satu Narasumber ternama (Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd) saya merasa bahwa saya dapat melakukan semua yang disampaikan dan bahkan sebagian sudah terlaksana, tetapi mengapa saya tidaka bisa menulis? Jangan Sama seperti pepatah kuno yang berbunyi “TIKUS MATI KELAPARAN DALAM GUDANG PADI”

Berikut ini adalah rangkuman materi yang disampaikan Bu Kanjeng dengan bantuan moderator yang juga salah satu motivator dan inspirator hebat Ibu Aam Nurhazanah.

Tips Menulis

Langah – langkah yang dapat dilakukan untuk untuk menjadi seorang penulis :

1.      Banyak Membaca. Apa yang kita baca amat menentukan gaya kepenulisan kita.

2.      Mencoba menulis di komputer anda, buku harian anda ataupun di media sosial seperti facebook, dan juga Blog. Semakin banyak kita menulis maka kita semakin mengasah kemampuan kita untuk menulis.

3.      Mengirimkan tulisan ke media cetak atau ke penerbit buku.

4.      Teruslah menulis jika naskah anda ditolak atau sudah pernah diterbitkan, teruslah menulis.

5.      Kembangkan terus kemampuan anda dan perbanyak karya – karya anda.


 

Tips Disiplin Menulis

Pernahkah ketika anda punya ide, kemudian mulai menulis tapi anda selalu menunda menyelesaikan tulisan tersebut. Berikut adalah tipsnya agar disiplin menulis.

a.       Buat kerangka tulisan (outline)

b.      Buat target / dead line

c.       Fokus menyelesaikan tulisan anda

d.      Reward & punishment

e.       Memilih judul yang menarik

f.       Sesuaikan dengan tema tulisan. Sebelum membuat judul yang menarik, buatlah judul tersebut sesuai dengan tema tulisan.

g.      Buat judul dengan kata yang mudah diingat.

h.      Buatlah judul yang membuat orang penasaran untuk membaca isinya.

 

Tips Mencari Ide

Ide adalah hal penting dalam berkarya. Untuk membuat sebuah tulisan membutuhkan ide. Berikut adalah beberapa tips mencari ide :

1.      Bacalah semakin banyak buku

2.      Refresing. Pergi ke tempat – tempat yang belum pernah dikunjungi untuk menyegarkan otak anda dari rutinitas.

3.      Tulis apa yang bisa yang anda tulis jika anda belum mendapatkan ide, cobalah.

4.      Cari referensi dari berbagai media

5.      Anda juga bisa menggunakan cara ATM (amati, tiru, modifikasi)

Menulis adalah suatu keterampilan bukan bakat, karena itu perlu dilatih secara rutin agar semakin terampil. Seperti seorang pesepakbola, apabila tidak rutin berlatih maka sia – sialah usahanya untuk disebut seorang pemain sepak bola yang profesional dan berprestasi.

Mencari ide ternyata merupakan pondasi dalam menulis. Ide – ide itupun ada di sekitar kita. Begitulah ungkapan yang disampaikan Bu Kanjeng dalam Perkuliahan semalam. Maka dari itu, dapat saya simpulkan bahwa jika ingin menjadi penulis maka harus rajin mencari IDE dengan menjalankan tips – tips yang di atas.

Demikian ringkasan saya, semoga berkenan. Terimakasih.  

Mengapa harus mati kelaparan? Walau di sini Gudangya makanan!

Mengapa tidak bisa disebut penulis? Walau disini Gudangnya Penulis?

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...