Seekor kelinci jantan menjadi peliharaan sang Raja di sebuah kerajaan sejak meninggalkan keluarga dan kawanannya. Kerajaan inipun mengoleksi beberapa jenis hewan liar seperti Singa, Harimau dan Cobra. Hidup diantara beberapa binatang liar maupun yang tidak, membuatnya minder dan selalu memisahkan diri. Walaupun diantara peliharaan dalam istana, tidak semuanya buas. Termasuk kelinci. Bukannya egois, tapi karena merasa asing dan takut dimangsa.
Ia menikmati
kesendiriannya selama kurang lebih 3 (tiga) tahun dengan rutinitas harian yang
berlangsung biasa – biasa saja. Memasuki tahun ke-4, sang raja merasa iba
melihat si kelinci. Hingga sang rajapun memerintahkan pegawai istana untuk
mendatangkan sejumlah kelinci sebagai tambahan koleksinya.
Diantara sejumlah
kelinci pendatang baru dalam istana, ada seekor kelinci betina yang menarik
perhatiannya. Layaknya manusia, berbagai cara pendekatan ia tempuh untuk dapat
mendekati si cantik tersebut. Usaha demi usaha ia lakukan, hingga pada suatu
hari iapun berhasil mendekatinya.
Kehadiran kelinci
jantan ternyata disambut baik oleh si cantik. Tulus dan tidaknya si cantik
tidak dipedulikan. Yang penting baginya adalah kesempatan untuk selalu menemani
si cantik pujaannya itu, baik dalam suka maupun duka. Hari demi hari mereka
lalui berdua, makan, minum hingga bermainpun selalu berdua. Keakraban mereka
berdua berlangsung cukup singkat, namun bermakna bagi si jantan. Diam-diam ia
mulai jatuh cinta pada si cantik.
Namanya juga cinta pertama. Rasa itu semakin
kuat dirasa ketika mereka berjauhan. Hingga suatu ketika, si jantan tak sanggup
menahan rasa ingin memiliki si cantik. Ia memberanikan diri membuka isi hatinya,
namun tidak langsung direspon si cantik. Beberapa hari berselang, ia menanti
jawaban dalam ketidakpastian. Pada akhirnya, ia mendapatkan hasil yang
membuatnya tidak percaya dan ingin terbang ke awan.
Kebersamaan mereka
mulai terjalin sejak saat itu. Dalam suka maupun duka selalu berdua. Tidak sama
dengan kelinci lainnya. Cirri khas mereka nampak berbeda, bahkan mereka
dianggap sebagai kakak dan adik oleh sebagian kawanan. Tapi…. tidak seperti
dugaan itu, mereka terikat dalam jalinan cinta yang kuat bukan karena satu darah.
Seiring waktu
berlalu, mereka hiasi dengan cada, tawa
bahkan sedihpun dirasakan bersama. Tibalah saat yang sangat menyakitkan
bagi si jantan. Ia terpaksa dipisahkan oleh predator dalam istana. Ia
dikembalikan ke habitat aslinya, hutan belantara.
Hadirya tambatan
hati yang baru tidak mampu menggantikan si cantik dalam istana. Si cantik
selalu ada dalam bayangan setiap saat, dalam Do’a dan aktivitas apapun yang
dilakukan akan selalu terbayang wajah si cantik. Bahkan, ia sering bertindak
sesuai keinginan si cantik dulu.
Pada suatu waktu, ketika sang Raja Hutan mengadakan vestival hewan sedunia, mereka kembali bertemu. Namun, dalam kondisi yang berbeda. Masing-masing sudah bersama yang lain sehingga merekapun berlaku layaknya tidak pernah saling kenal, walaupun menyadari kehadiran sang mantan.
Kelinci jantan
meninggalkan vestival itu dengan rasa yang tak menentu. Sedih, malu hingga
takut dan marahpun ikut dirasakan. Dalam perjalanan pulang, ia berdoa dalam hatinya,
memohon ampun pada Tuhan karena mengabaikan sang pujaan hati yang sangat
pengertian dengan dirinya dan Ketika nanti tiba saatnya Tuhan memanggilku, ku
ingin diantar si cantik sampai ke liang lahat.😣😣😣
“Maafkan aku SAYANG. Demi keamanan dan kenyamananmu, aku rela tidak mempedulikanmu.
Itupun untuk memenuhi salah satu permintaanmu walau berat rasanya”
Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar