Sabtu, 14 November 2020

KISAH SANG WARTAWAN "BANGKOTAN"

 

Dilahirkan 10 Agustus 1960 di Makasar dan diberi nama Nur Aliem Halvaima oleh pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko - Hajjah Sitti Maryam Puang Mene. Anak ke-3 dari 7 bersaudara ini menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan. Tahun 1984 hijerah ke Jakarta bergabung jadi reporter kemudian redaktur. Tahun 2014 saat koran tempatnya bekerja "dijual", beliau pensiun dini tapi tetap menulis dan jadi redaktur media online www.possore.com sampai saat ini.

  Tahun 2015 beliau menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta". Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum. Sementara Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar.

Pada pertemuan kali ini, dalam kelas belajar menulis bersama Om Jay, kami dipernalkan dengan Beliau yang dikenal dengan nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Sedangkan nama lengkapnya adalah Nur Aliem Halvaima, SH, MH.  

Pengalaman jurnalis Nur sebagai pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers - PWI Pusat ini, antara lain :

1.      Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) 1980-2014.

2.      Pemred Vonis Tipikor versi  majalah dan online 2014-2017.

3.      Pemred Corong versi majalah dan online 2019-2020.

4.      Pemred Telescope versi majalah dan online 2020.

5.      Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang.

6.      Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.

Prestasi menulis antara lain :

  •  Dua kali berturut-turut Juara Lomba Menulis Artikel Bertema Pramuka antar wartawan dan Umum Tingkat Nasional 2011 dan 2013, yang digelar Kwarnas Pramuka.
  •  Juara Lomba Menulis Pengalaman Mudik Asyik Republika Online.
  • Juara di beberapa lomba menulis blog antara lain:

a)      Online Shop Kudo,

b)      Lomba Menulis Puisi Spontan Pedas,

c)      Lomba Blog Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, Asuransi Raksa Online, Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer, Suara Konsumen.

Di tengah kesibukannya itu, Nur sebagai blogger masih sempat menulis di blog pribadi www.nurterbit.com, Kompasiana, Kumparan, Viva, Blog detik (alm), PepNews, Tokoh Populer, Suara Konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channelnya YouTube.com/nurterbit. Tahun 2019 Nur meraih Juara Utama Lomba Video YouTube Asuransi Mobil Raksa Online.

Berbekal pendidikan formal dan pengalamannya meliput berita hukum selama jadi wartawan, Nur juga sesekali bersidang mendampingi kliennya di pengadilan sebagai lawyer (pengacara). Buku "Wartawan Bangkotan" adalah karya kedua Nur mengenai dunia pers. Sebelumnya kumpulan tulisannya "Lika-Liku Kisah Wartawan" diterbitkan PWI Pusat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020.




Perbedaan Penulisan Artikel, Opini, Buku atau Karya Ilmiah

Penulisan sebuah karya literasi memiliki gaya selingkung yang berbeda-beda. Jika wartawan biasanya akan menuliskan laporan pandangan mata suatu kejadian dilengkapi dengan data dari narasumber kejadian atau TKP.

Berbeda lagi dengan penulisan opini atau artikel di koran. "Ada perbedaan pola penulisan berita di koran/media dengan menulis bebas untuk artikel di media", begitu paparan chat beliau.

Beliau menjelaskan bahwa di media, ada format atau standar baku, yakni berita tidak boleh (dilarang) memasukkan opini penulisnya atau wartawannya. Tapi si wartawan ingin menyampaikan pendapat, gagasan, pemikiran, boleh saja, dimana diberikan tempat khusus yakni opini, artikel, yang by name. Akan berbeda lagi jika penulisan karya tulis ilmiah untuk Tugas Akhir, Skripsi, Tesis atau pun disertasi. 

Jika seseorang menulis opini di sebuah koran atau surat kabar, biasanya akan mendapatkan fee, dimana besar kecilnya tergantung dari  pengelola media cetak tersebut. Akan lebih tinggi honor bagi para pakar yang memberikan tulisannya atau opininya pada media cetak.

Memang menulis opini menurut beliau tidak mudah, mungkin kita biasa berbicara untuk menilai sesuatu. Tetapi jika sudah harus dituangkan ke dalam bentuk tulisan, langsung  buntu. Mungkin kita bisa ngomong berbagai opini yang terbersit di benak kita, tetapi saat akan dituliskan, kita merasa "KO".

Membaca Adalah Pembuka Wawasan Untuk Menulis

Manfaat yang akan didapat jika membaca, adalah :

1.      Memperkaya perbendaharaan kata

  1. Belajar Ejaan Yang Disempurnakan
  2. Menambah wawasan, terutama bagaimana format menulis: belajar menyusun paragraf, huruf sambung dan lain-lain

Banyak yang bisa kita pelajari dari membaca karya orang lain, walau pun nantinya tulisan kita akan meniru tulisan tersebut, tetapi pada akhmirnya kita akan memiliki gaya sendiri dalam menulis.

Asala satu hal yang harus dihindari dan kalau perlu ditinggalkan yakni meniru 100% alias menulis jiplak asal sumbernya dan tidak mencantumkan sumbernya. Hal ini sudah termasuk plagiat dan tidak diperbolehkan dalam dunia literasi.

 Tips Dalam Menulis Adalah :

  1. Menulis dengan Rumus 3D :Dialami, Disukai, Dikuasai
  2. Tumbuhkan jiwa PDLS = Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)
  3. Konsisten untuk TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang
  4. Jangan malas untuk TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)
  5. Mencobalah memberikan tantangan TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita

Memang saat kita menuliskan hal yang kita alami sendiri, pasti  kata-kata akan mengalir bagaikan air terjun bebas ke bawah, bahkan kadang kecepatan kalimat yang terbersit di benak kita terlalu cepat, sehingga kecepatan mengetik kita pun kalah cepat. 

Demikian halnya jika menuliskan hal yang disukai atau yang dikuasai. Makanya terkadang kita perlu membuat point-point penting yang akan kita tuliskan sehingga kita tinggal mengembangkan dengan kalimat penjelasnya.

Selain rajin membaca, nonton TV/film, dengar radio untuk memperkaya wawasan sebagai tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi.

Era Koran dan Media cetak telah beralih digital

 Seperti yang kita lihat sekarang, sudah sangat jarang orang untuk membeli koran atau majalah, semua berita bisa didapat dari sebuah gawai. Walau pun masih ada yang membeli koran, tetapi mungkin hanya sedikit sekali. Tidak seperti pada era 80-an atau 90-an. Saat sebelum pandemik pun rasanya koran masih lebih baik dibandingkan saat ini.

Pada zaman sekarang ini, berita begitu cepat tersebar, dalam hitungan detik, satu informasi bisa tersebar ke seluruh pelosok wilayah di belahan bumi mana pun. Berita hoax atau benar, hampir tidak memiliki perbedaan, disinilah realitanya dimana ada netizen dan lovers. Hidup seseorang bisa hancur karena keripik pedas netizen.

Bahkan jika akan membuat viral sesuatu hanya melalui sebuah gawai, melalui facebook, WA, Instagram, youtube, tik tok atau aplikasi-aplikasi lain sehingga bisa menjadi sumber berita di media masa baik digital atau pun cetak.

Sayangnya, Percepatan informasi ini memang tidak diikuti oleh peningkatan minat baca terhadap buku atau karya ilmiah lain. Pembaca akan lebih tertarik mengikuti berita artis atau entertaint yang lain, dibandingkan meng-update buku terbitan terbaru.

Sebuah perjalanan panjang dan berliku-liku telah dilalui Narasumber kita kali ini. Tetapi pada akhirnya mencapai prestasi yang juga sangat membanggakan bagi beliau. Dari wartawan lokal hingga penulis terkenal. Tentu banyak suka dan duka yang ditemui, tetapi tidak menjadi penghambat baginya dalam berkarya. Apakah akan muncul “Nur Terbit-Nur Terbit” selanutnya? Jawabannya adalah                                           H A R U S.

Salam Literasi!

3 komentar:

  1. Resume yang lengkap, tinggal diasah untuk menemukan gaya penulisan yang menjadi ciri khas setiap penulis. Jika ingin menulis tentu harus dimulai dari sekarang, bukan difikirkan. Semangat terus....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kunjungan sekaligus inspirasi dan motivasinya bapak🙏🙏🙏

      Hapus

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...