Jumat, 06 November 2020

STRATEGI LARIS MANIS di PASARAN

 Waktu perkuliahan hampir tiba, WA Group Belajar Menulis Gelombang 16 sudah dinonaktifkan untuk anggota Goroup, kesibukanpun tak kunjung selesai. Kami tidak dapat bertukar peran dan fungsi, pikiran serasa kacau jadinya. Sudahlah, jangan membuka chating WA Group Belajar Menulis sehingga tiba saatnya tidak sulit mengikuti penyampaian materi.

Saat yang ditunggu-tunggupun tiba. Ternyata Om Jay menghadirkan Bapak Edi S. Mulyanta sebagai Narasumber. Beliau adalah Manajer Operasional Penerbit Andi dan beliau menyambung materi-materi pembicara sebelumnya dengan berbagi pengalaman setelah hampir 20 tahun mengelola penerbitan.

Tugas beliau adalah mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar, kemudian memberikan resume tema apa yang sedang menarik pasar pada saat itu. Kemudian tema-tema itu dipetakan berdasarkan pesaing dan target penulis yang menjadi sasaran. Setelah resume ditemukan, langkah selanjutnya adalah mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang sedang dipelajari.

Untuk melancarkan lalulintas perkuliahan kali ini, bapak Narasumber kembali dibantu oleh Moderator handal dalam kelas Belajar Menulis Gelombang 16 bersama Om Jay. Beliau adalah Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. 



Oleh karena muara dari kegiatan menulis adalah menerbitkan buku, maka antara penulis dan penerbit harus membangun suatu hubungan yang harmonis. Hubungan yang dimaksudkan adalah penulis lebih fokus ke konten/isi tulisan, sedangkan penerbit lebih banyak bobot pemasarannya.

Selain hasil karya penulis dapat diterima dan diterbitkan, yang tidak kalah penting adalah strategi agar sebuah tulisan laku di pasaran. Berbagai strategi telah ditambahkan narasumber kali ini. Seperti ketika kita hendak memancing, maka sekarang tinggal menuju tempat memancing, karena kail dan umpannya telah tersedia.

Yang menarik adalah, kita diberi langkah mudah untuk pengenalan awal penawaran tulisan adalah dengan membuat proposal penawaran penerbitan buku. Isi Proposal ini meliputi :

  1. Judul Utama
  2. Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan penciri tersendiri untuk mempermudah pencarian tema). Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari sebuah tulisan.
  3. Outline lengkap naskah tulisan. (dalam bentuk Bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya).
  4. Target pasar sasaran tulisan. Misalnya buku ini untuk Guru, Murid, atau Orang tua, atau tulisan umum semua lapisan masyarakat.
  5. Tulislah Curiicullum Vitae dalam bentuk narasi. Ini sangat penting untuk melihat kepakaran seorang penulis. Hal ini digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca.

Akan lebih bagus jika disertakan satu sub BAB sebagai sampel. Ini akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat gaya penyampaian calon penulis. Tujuan lainnya adalah untuk melihat pemilihan kata (diksi) kalimat yang digunakan, serta gaya penyampaiannya.

Untuk pemula, Gaya Penyampaian ini sangat diperlukan agar dapat menggaet pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif.

Beberapa penerbit memperlakukan Proposal Penerbitan buku sebagai naskah atau bakal buku yang akan terbit. Sehingga akan dilakukan beberapa reviu terhadap proposal yang ditawarkan.  

Tahap yang penting selanjutnya adalah tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar seorang penulis melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor di percetakan. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, yang sebenarnya secara detail dilakukan saat telah diterimanya naskah untuk diterbitkan.

Jika terjadi plagiasi di batas ambang yang ditentukan, naskah akan dikembalikan untuk dilakukan revisi. Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas. Sehingga sebaiknya ketika menulis naskah, selalu cantumkan sumbernya untuk naskah non fiksi. Sedangkan naskah fiksi, tidak diperlukan sumbernya.

Langkah akhir yang tidak kalah pentingnya, adalah membuat resume, abstract, atau calon sinopsis buku. Yang biasanya diletakkan di back cover buku. Sinopsis sebaiknya ditulis oleh penulisnya sendiri, jangan serahkan ke penerbit, karena penerbit biasanya tidak menguasai dengan detail materi.

Setelah buku dinyatakan diterima, jangan berhenti sampai di sini. Carilah endorsment-endorsement dari tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni di bidangnya atau pejabat masyarakat yang dikenal, artis, dll yang mempunyai follower atau banyak penggemar. Hal ini lebih ke strategi pemasaran buku ke depannya.

Apabila seorang penulis mengikuti prosedur di atas dengan baik, maka tulisannya akan dirindukan oleh pembaca alias “laris manis”. Ketika sudah laris manis di pasaran, maka tentu dengan sendirinya membantu meningkatkan tingkat literasi kita. MERDEKA!

 

SALAM  LITERASI!

1 komentar:

Cantikmu Menjanjikan Siang ganti malam, sabit ganti purnama, Seiring detakan jarum jam, Musimpun ikut berganti, Segenap makluk seakan ...